SOLOPOS.COM - Bus eks untuk kegiatan Asian Paragames (APG) di Solo beberapa waktu lalu (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Bus eks untuk kegiatan Asian Paragames (APG) di Solo beberapa waktu lalu (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO — Proposal hibah bus eks-ASEAN Para Games (APG) yang sempat diajukan Pemkot beberapa waktu lalu tampaknya mendapat sambutan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah selaku pengelola bus telah memberi lampu hijau Pemkot untuk mengambilalih bus bantuan Kemenpora tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal itu diungkapkan Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat ditemui wartawan di Balaikota, Kamis (21/2/2013).

“Dulu kami memang sempat mengajukan hibah bus APG kepada gubernur. Tampaknya ada sinyal, nanti akan segera ditindaklanjuti,” ujar Rudy.

Rudy mengaku mengajukan bantuan sebanyak lima bus kepada Pemprov. Jika disetujui seluruhnya, Walikota akan memplot bus berkapasitas 40 orang itu untuk menyokong Bus Werkudara dan penyediaan bus sekolah. Meski demikian, pihaknya lebih menitikberatkan pemanfaatan bus untuk wisata.

“Jika yang disetujui lebih dari tiga, sisanya bisa untuk transportasi massal seperti bus sekolah,” ucapnya.

Ihwal modifikasi bus untuk tujuan wisata, Rudy mengatakan bisa saja dilakukan. Walikota berencana mengubah sejumlah spek bus keluaran Karoseri Laksana itu menjadi mirip Werkudara. Namun begitu pihaknya masih menunggu instruksi dari Pemprov. “Bisa saja diubah. Namun kami memilih menunggu saran pemberi hibah.”

Walikota pun mulai berangan-angan menjadikan bus berkonsep low deck itu sebagai bus sekolah. Rudy mengatakan bus yang sempat digunakan atlet difabel ini bisa diarahkan menjadi transportasi pelajar yang terjangkau. Jika disetujui untuk bus sekolah, dia akan berkoordinasi dengan Dishubkominfo untuk menentukan rute yang disasar.

“Sementara ini kan belum ada rekomendasi dari Pemprov soal pemanfaatannya. Jadi kami baru sekadar mengeluarkan opsi-opsi,” tuturnya.

Disinggung mengenai biaya perawatan, pihaknya siap mengajukannya di APBD. Namun Walikota belum menghitung kebutuhan yang harus ditanggung untuk bus keluaran 2011 tersebut.

“Yang disetujui berapa kan belum tahu. Kemungkinan pertengahan tahun ini sudah ada jawaban,” katanya.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Solo, Yosca Herman Soedrajad, menaksir biaya perawatan satu unit bus dalam setahun sekitar Rp20 juta, tak jauh dari Werkudara. Dia menyebut dana itu bisa diajukan di APBD Perubahan apabila hibah dikabulkan Pemprov.

Untuk pemanfaatan, Yosca menilai bus paling tepat digunakan sebagai angkutan dalam kota. Pihaknya mengamini konsep bus sekolah dan bus pariwisata paling ideal sejauh ini. Jika digunakan sebagai bus sekolah, pihaknya harus siap memutar otak.

”Ukuran yang panjang membuat bus itu hanya bisa melintasi jalan-jalan tertentu di Solo.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya