SOLOPOS.COM - Sarwono, salah satu pegawai Toko Buku Sinar di kios belakang Sriwedari Solo, Senin (13/12/2021). (Solopos.com/Chelin Indra Sushmita)

Solopos.com, SOLO – Pedagang buku di toko buku belakang atau mburi Sriwedari (Busri), Kota Solo, mengeluhkan sepinya pembeli sejak 10 tahun terakhir. Hal ini diperparah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang merebak selama dua tahun terakhir. Padahal, pada era 1990-an Busri menjadi primadona bagi warga yang ingin berburu aneka macam buku.

Tak kurang dari 35 pedagang yang membuka kios di sana mengalami penurunan pendapatan yang luar biasa. Dalam dua tahun terakhir, penjualan buku pelajaran nyaris tidak ada. Padahal deretan kios pedagang ini menawarkan aneka buku pelajaran untuk anak sekolah dari jenjang TK hingga SMA dengan harga miring.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Sepi sekali, apalagi dua tahun ini. Nyaris tidak ada pembeli yang mencari buku pelajaran sekolah,” kata Sarwono, 51, salah satu pedagang buku di Busri saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (13/12/2021) siang.

Baca Juga: Solopos Hari Ini: Dalem Pangeran Butuh Inovasi

toko buku sriwedari sepi
Kondisi Toko Buku Sinar di kios belakang Sriwedari Solo, Senin (13/12/2021). (Solopos.com/Chelin Indra Sushmita)

Biasanya setiap tahun ajaran baru, penjualan buku laris manis. Namun, kondisi itu menurun drastis sejak 10 tahun terakhir. Bahkan dua tahun belakangan ini kios yang dijaga Sarwono tidak berani menyetok banyak buku khususnya buku pelajaran sekolah karena khawatir tidak laku.

“Kondisi pandemi Covid-19 ini sangat memengaruhi penjualan. Kalau sebelum Covid-19 saja penjualan sudah menurun. Sekarang malah blas enggak ada sama sekali [penjualan buku pelajaran]. Kami juga enggak berani nyetok banyak, malah rugi,” sambung dia.

Sarwono dan para pedagang lain di area pasar buku Sriwedari hanya bisa pasrah menunggu rezeki dari Tuhan dengan sabar. Pemandangan di puluhan kios buku itu pun sangat memprihatinkan. Hanya ada beberapa orang yang datang mencari buku, namun pergi lagi jika harganya tidak cocok.

Baca Juga: PUI Baterai Lithium UNS Solo Bantu Teknopreneur Muda Kembangkan Bisnis

Meski demikian hal tersebut tidak membuat para pedagang putus asa. Beberapa dari mereka mencoba peruntungan menjual buku secara online melalui marketplace seperti Shopee maupun Tokopedia.

“Sekarang memang sepi banget. Kalau jualan di sini seringnya tidak ada pembeli. Makanya coba untuk jualan online, dan ternyata hasilnya lumayan,” kata Zainul, 53, pedagang di kios buku Rahma kawasan Busri.

Sama halnya dengan Sarwono, Zainul mengakui penjualan buku selama 10 tahun terakhir menurun drastis. Mereka menduga perkembangan teknologi smartphone dan munculnya buku digital menjadi penyebab penjualan buku terus merosot.

Baca Juga: Wah, Belanja Pegawai Pemkot Solo 2022 Mendekati Ideal 30% dari APBD

Walaupun begitu, para pedagang ini tetap optimistis dan melakukan pekerjaan mereka sehari-hari dengan ikhlas. “Meskipun sepi, tapi Insyaallah setiap hari tetap ada yang terjual. Ini rezeki, rahasia Ilahi. Sedikit atau banyak alhamdulillah tetap disyukuri,” tandas Sarwono sambil tersenyum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya