SOLOPOS.COM - Warga berdesakan berebut gunungan di Grebeg Maulud yang digelar di depan Masjid Agung Solo, Sabtu (8/10/2022). (Solopos.com/R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Sepasang gunungan jaler atau laki-laki dan gunungan estri dikirab dari Kori Kamandungan Keraton Solo menuju Masjid Agung Solo dalam Grebeg Maulud. Ternyata, dulu jumlah gunungannya tak cuma dua.

Di era Paku Buwono X dan XI, ada 12 pasang gunungan yang dikirab sebagai seusai tanggal  kelahiran Nabi Muhammad Saw yakni 12 Robiul Awal.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Gunungan jaler berisi sayuran dan buah-buahan mentah. Sedangkan gunungan estri berisi makanan siap saji untuk dikonsumsi. Filosofi sepasang gunungan jaler dan estri tak lepas dari perjalanan kehidupan manusia yang berpasangan antara laki-laki dan perempuan.

Buah-buahan dan sayuran mentah di gunungan jaler melambangkan laki-laki sebagai tulang punggung dalam keluarga yang bertugas mencari nafkah untuk keluarga. Sedangkan makanan siap saji di gunungan estri bermakna perempuan harus pintar mengelola dan memasak kebutuhan pokok untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga.

Baca Juga: Sibuk Berebut Gunungan Grebeg Maulud, Sejumlah Warga Kecopetan Dompet dan HP

“Jadi sepasang gunungan itu memiliki makna bagi laki-laki maupun perempuan di dalam proses kehidupan. Laki-laki tugasnya apa, wanita tugas apa. Di situ jelas sekali,” kata Ketua Takmir Masjid Agung Solo, M Muhtarom, saat berbincang dengan wartawan, Sabtu (8/10/2022).

Muhtarom menyebut pembagian gunungan berupa hasil bumi itu bagian dari sedekah Raja Keraton Solo, PB XIII, kepada masyarakat. Hal ini juga wujud syukur kepada Allah SWT atas kemakmuran, keselamatan dan kesehatan  masyarakat.

Tradisi Grebeg Maulud juga menggambarkan nilai-nilai solidaritas dan persatuan bangsa Indonesia. “Sebenarnya prinsip pembagian hasil bumi yakni yen wis kadonganan baginen kang marata [kalau sudah mendapatkan kemudian dibagi rata]. Namun, saking banyaknya masyarakat yang antusias ingin merebut hasil bumi ya tidak bisa dilakukan. Nawaitu mereka mencari berkah, kami juga paham,” ujar dia.

Baca Juga: Sepasang Gunungan Diserbu Warga Ludes dalam 10 Menit Pada Grebeg Maulud Solo

Saat era Raja Keraton Solo, PB X dan PB XI, lanjut Muhtarom, jumlah gunungan yang dikirab dalam Grebeg Maulud sebanyak 12 pasang. Angka 12 melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaligus momen untuk meneladani peninggalan Nabi Muhammad SAW. “Saat PB X dan PB XI sudah pernah 12 pasang gunungan. Nah, kalau PB XII, saya tidak tahu,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya