Soloraya
Selasa, 19 Mei 2020 - 03:00 WIB

Dusun di Sragen Ini Dulunya Arena Sabung Ayam Terkemuka Pada Masa Keraton Solo

Muh Khodiq Duhri  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Slamet, warga Dukuh Jago, Desa Kalangan, menunjukkan pekarangan miliknya yang pernah menjadi arena sabung ayam di masa lalu, Kamis (14/5/2020). (Istimewa/Yoto Teguh Pambudi)

Solopos.com, SRAGEN -- Di Sragen pada masa Keraton Kasunanan Hadiningrat, ada satu kawasan yang menjadi arena sabung ayam terkemuka. Kawasan itu dikenal sebagai tempat berkumpulnya para botoh kelas kakap dan pencinta sabung ayam.

Kawasan tersebut berada di wilayah yang sekarang menjadi Desa Kalangan, Kecamatan Gemolong. Nama dukuhnya Jago. Nama itu memang berkaitan dengan faktor sejarah masa lalu di dukuh tersebut.

Advertisement

Jago berarti ayam jantan yang berumur lebih dari 12 bulan. Jago juga bisa diartikan hebat atau juara.

Jago dipakai sebagai nama dukuh untuk menandai di kampung di Sragen tersebut pernah menjadi arena sabung ayam yang cukup terkemuka di wilayah kekuasaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bagian utara.

Advertisement

Jago dipakai sebagai nama dukuh untuk menandai di kampung di Sragen tersebut pernah menjadi arena sabung ayam yang cukup terkemuka di wilayah kekuasaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bagian utara.

Cegah Kerumunan, Satpol PP Wonogiri Rajin Patroli di Pusat Perbelanjaan

“Saya sudah menyurvei lokasi dan mencari tahu sejarah terkait bekas arena sabung ayam kuno itu kepada beberapa sesepuh di desa ini. Menurut mereka, dulu di sini memang pernah berdiri arena sabung ayam yang cukup kondang di wilayah Surakarta bagian utara,” ujar Yoto Teguh Pambudi, warga sekitar kepada Solopos.com, Kamis (14/5/2020).

Advertisement

Masih Bisa Dijumpai

Pengunjung akan bertambah banyak saat bertepatan hari pasaran yakni Legi. Sisa-sisa bekas arena sabung ayam di Sragen itu masih bisa dijumpai di pekarangan rumah milik Slamet.

Tak Hanya Salat Id di Rumah, Warga Klaten Juga Diimbau Tak Saling Berkunjung Saat Lebaran

Di lokasi terdapat rumpun bambu dan bebatuan. Di duga bebatuan itu sempat dipakai sebagai tempat duduk penonton saat sabung ayam berlangsung. Untuk menjangkaunya, seseorang harus meniti jalan setapak yang oleh warga sekitar disebut jalan kawak.

Advertisement

Dalam bahasa Jawa, kawak berarti lawas atau kuno. Jalan setapak yang masih berupa tanah itu kemungkinan menjadi akses utama para botoh pada zaman dahulu menuju arena sabung ayam.

Positif Virus Corona Boyolali Tambah 1 Jadi 20 Orang, Sambi Masuk Zona Risiko Sangat Tinggi

“Kalau menebak pada zaman apa arena sabung ayam itu berdiri agak membingungkan. Di sekitar lokasi dulu pernah ditemukan sejumlah arca yang menunjukkan itu peninggalan Hindu-Budha. Itu menunjukkan kawasan itu kemungkinan sudah ada sejak zaman Majapahit,” ujar Yoto yang menjadi pemerhati sejarah dan cerita rakyat di wilayah Sragen ini.

Advertisement

Yoto menduga arena sabung ayam di wilayah Sragen itu dulunya tidak berada di tengah kampung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif