SOLOPOS.COM - BAKTERI E COLI-Djumadi mengecek kondisi sumur di RT 05 RW VIII, Jagalan, Solo, Selasa (23/8/2011). Bakteri e coli diduga telah menyebar ke sejumlah sumber air di daerah padat penduduk di Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

BAKTERI E COLI-Djumadi mengecek kondisi sumur di RT 05 RW VIII, Jagalan, Solo, Selasa (23/8/2011). Bakteri e coli diduga telah menyebar ke sejumlah sumber air di daerah padat penduduk di Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Solo (Solopos.com)–Bakteri e-Coli diduga telah menyerang sebagian besar sumber-sumber air warga di daerah padat penduduk di Kota Bengawan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Untuk itu masyarakat diminta berhati-hati dan mulai menerapkan pola hidup sehat. Penjelasan itu disampaikan Kepala UPT Puskesmas Pucangsawit, Bintang Setia Nusantara, kepada Espos, Selasa (23/8/2011).

”Temuan e-Coli di Pucangsawit merupakan representasi Kota Solo. Di pinggir kota saja begitu apalagi di tengah kota pasti lebih mengerikan. Sebab jumlah penduduk semakin padat. Serasa berjalan di atas septic tank,” paparnya panjang lebar.

Bintang mengajak masyarakat sadar untuk menjaga lingkungan sehat. Seperti dengan tidak membuang sampah sembarangan, mengatur letak atau jarak sumber air dengan septic tank setidaknya 10 meter.

Yang terjadi selama ini jarak sumber air dengan tempat pembuangan tinja hanya beberapa meter saja. Sehingga diyakini masih ada cairan dari septic tank yang merembes ke sumber air.

”Bukan hanya e-Coli, kota ini sudah terkontaminasi berbagai polutan lain. Harus ada kesadaran menjaga lingkungan, jangan hanya menyalahkan Pemkot Solo,” imbaunya.

Sementara warga Kelurahan Jagalan, Pucangsawit dan Sewu, Kecamatan Jebres menilai perlunya sosialisasi langsung hasil uji sampel air sumur yang mengandung bakteri e-Coli melebihi ambang batas normal. Puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo diminta memaparkan hasil penelitian, dampak mengonsumsi air yang mengandung bakteri e-Coli serta langkah pencegahannya.

Seperti disampaikan Wakil Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPMK), Rosyidi, 50. ”Beri masyarakat penjelasan dampak negatif mengonsumsi air itu serta jalan keluarnya bagaimana,” tegasnya.

Dia mengusulkan pemasangan hidran umum oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kawasan padat penduduk. Opsi lain pemasangan aliran hidran murah ke rumah-rumah warga, secara massal.

Salah seorang warga Pucangsawit, Dwi Cahyono, mengaku selama ini memang tidak berani mengonsumsi air sumur. Alasannya dia khawatir terhadap kandungan dalam air sumur.

(kur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya