SOLOPOS.COM - Earth Hour 2014 di Pendapi Gede Solo, Sabtu (29/3/2014) malam. (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Iringan jimbe menandai matinya lampu-lampu di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Sabtu (29/3/2014) malam. Penerangan pun digantikan lilin-lilin yang dibawa ratusan orang yang hadir malam itu.

Tak berselang lama, satu per satu lilin yang dibawa peserta diletakkan di lantai sesuai arahan panitia. Kurang dari 15 menit, lilin-lilin tersebut membentuk konfigurasi bertuliskan 60+.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Peletakan lilin di Pendapi Gedhe merupakan bagian dari kegiatan Earth Hour di Solo. Penyelenggaraan acara di Pendapi Gedhe dilakukan dadakan setelah panggung yang disiapkan untuk acara itu di Jl. Jenderal Sudirman, depan balai kota diguyur hujan.

Guyuran hujan itu membuat ratusan orang yang hadir kocar-kacir mencari tempat berteduh. Hujan menguyur setelah instalasi berbentuk bola berisi sampah plastik yang menggambarkan kondisi bumi saat ini digelindingkan mendekati panggung acara.

Akibat hujan tersebut, acara inti berupa mematikan listrik atau switch off di sejumlah ruas jalan terpaksa dibatalkan. “Ini di luar rencana. Karena cuaca hujan, akhirnya kegiatan dipindahkan di Pendapi Gedhe. Mengenai switch off memang ada yang dibatalkan karena faktor keamanan lampu. Lampu itu dinyalakan secara manual,” ujar Koordinator Earth Hour Solo, Sadrah, saat ditemui di sela-sela acara.

Rencananya, dalam kegiatan itu lampu penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang Jl. Slamet Riyadi, Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Ronggowarsito, Jl. Urip Sumoharjo dan Jl. Mayor Kusmanto dipadamkan selama satu jam. “Untuk titik-titik yang batal dipadamkan sampai saat ini kami belum menerima laporan,” ujar dia.

Hanya saja, pihaknya memastikan lampu di sejumlah titik balai kota dipadamkan guna acara tersebut. Dia menegaskan inti dari kegiatan itu yakni mengampanyekan perubahan gaya hidup masyarakat agar lebih hemat energi.

Sementara itu, Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengapresiasi kegiatan tersebut. “Ini sebuah kegiatan positif, bagaimana generasi muda sudah memiliki kebutuhan listrik di seluruh Indonesia bisa dicukupi. Bukan kegiatan yang diada-adakan. Ini bagian dari sindiran bagi pemerintah karena masih ada warga yang belum menikmati listrik,” kata pria yang akrab disapa Rudy tersebut.

Pihaknya berharap kegiatan itu bisa diikuti seluruh kota/kabupaten di Indonesia. Pasalnya, baru 34 kota/kabupaten yang menyelenggarakan kegiatan itu secara serentak, Sabtu malam.

Lebih lanjut, Rudy menyampaikan jika kegiatan itu bisa dilakukan serentak seluruh warga Solo, setidaknya ada penghematan listrik sebanyak 1 juta kilo watt.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya