SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SDN 3 Celep, Kedawung, Sragen beramai-ramai memunguti sampah di dalam Pasar Jambangan, Karanganyar, Senin (13/2/2023) (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dua puluh empat siswa Kelas VI SDN 3 Celep, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, berkumpul di halaman sekolah sambil membawa poster, Senin (13/2/2023). Sebagian mengenakan selempang Kader Adiwiyata.

Mereka berjajar dua baris lalu dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing berisi delapan anak. Setiap kelompok mengusung misi berbeda. Kelompok pertama mengampanyekan menjaga kebersihan lingkungan dari sampah. Kelompok kedua dan ketiga masing-masing mengampanyekan hemat listrik dan hemat air.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka kemudian berjalan menunju Pasar Jambangan yang jaraknya sekitar 700 meter dari sekolah tapi masih wilayah Kabupaten Karanganyar. Di sepanjang jalan, mereka menyerukan ajakan agar warga peduli lingkungan.

Kelompok pertama menyerukan “Buang sampah pada tempatnya!” Kelompok kedua menyerukan, “Hemat energi, hemat biaya!” Kemudian kelompok tiga sepanjang jalan mengajak orang “Hemat air, selamatkan bumi!”

Kehadiran siswa SDN 3 Celep di Pasar Jambangan menarik perhatian pedagang dan pengunjung. Para siswa itu menyampaikan kedatangan mereka bukan untuk belanja melainkan memunguti sampah di sana.

siswa SDN 3 Celep Sragen kampanye jaga kebersihan lingkungan
Puluhan siswa SDN 3 Celep, Kedawung, Sragen, berjalan melewati Jalan Jambangan-Grompol seraya kampanye buang sampah di tempatnya, hemat listrik, dan hemat air, Senin (13/2/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Tiga kelompok tadi kembali menjadi satu dan kemudian dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas empat orang dengan membawa satu kantong plastik warna hitam yang disiapkan guru.

Mereka lantas bergerak memasuki pasar dan menembus setiap gang sempit di antara los pasar. Sepanjang jalan memunguti sampah yang ditemuinya dan dimasukkan ke kantong sampah yang dibawa tadi.

Dalam waktu 15 menit, enam kantong plastik itu penuh sampah plastik, dedaunan bekas bungkus, dan kertas. Mereka kemudian membuangnya di tempat sampah kemudian cuci tangan bergantian di wastafel depan pasar.

“Ternyata anak-anak senang memunguti sampah di pasar,” celetuk seorang pedagang yang melihat aktivitas para siswa itu.

Tak ada siswa yang mengeluh saat memungut sampah, malah sebaliknya mereka justru senang. Mereka tidak takut kotor. “Kami membersihkan pasar dari sampah agar lingkungan bersih dan nyaman. Kegiatan ini bagian dari aktivitas kader adiwiyata. Membersihkan sampah itu bagian dari iman,” ujar Nadine Ardelia Lubis, salah satu siswi yang ikut dalam kegiatan itu.

Sekolah Adiwiyata

Guru-guru juga ikut bergabung bersama siswa bersih-bersih pasar. Ide kreatif itu muncul dari Kepala SDN 3 Celep, Wiwin Surahni, yang prihatin banyak pedagang pasar yang membuang sampah sembarangan.

“Kami datang untuk mengedukasi para pedagang agar membuang sampah pada tempatnya dengan jargon Salam Pintar, yakni sampah ada langsung diambil dan peduli lingkungan sekitar. Bersih-bersih pasar ini bagian dari kegiatan sekolah adiwiyata,” jelas Wiwin.

SDN 3 Celep pernah menjadi sekolah adiwiyata tingkat kabupaten pada 2020. Sekolah itu maju ke sekolah adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada 2021 tetapi gagal. Pada 2022, sekolah memutuskan untuk tidak maju sekolah adiwiyata dan kemudian pada awal 2023 ini sekolah bersemangat maju ke sekolah adiwiyata tingkat Provinsi Jateng.

Rangkaian kegiatan menuju sekolah adiwiyata Provinsi Jateng cukup banyak. Seperti sosialisasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan siswa mengurangi sampah plastik dengan membawa wadah minum dan wadah makan dari rumah. Selain itu membuat greenhouse, hingga ke gerakan penghijauan dengan menanam pohon turus jalan berupa pohon alpukat di Dukuh Nusupan RT 015, Desa Celep, Kedawung.

“Tak hanya itu, anak-anak juga mengangkat sedimentasi yang selokan di lingkungan Dukuh Purworejo RT 026, Celep, serta mencabuti paku yang menancap di pohon di wilayah Dukuh Kajen RT 025, Celep. Semua aktivitas peduli lingkungan itu bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Wiwin.

Sekolah juga mengintegrasikan pembelajaran dengan menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan serta materi tentang konservasi air, hemat energi, menjaga kebersihan, dan seterusnya.

“Kami juga membuat biopori di halaman sekolah dan membuat inovasi berupa produk jeli dari lidah buaya serta pengharum ruangan dengan memanfaatkan dedauan yang disebut potpouri. Pengharum ruangan itu diambil dari kulit jeruk nipis, kelompok mawar, melati, dan kayu manis yang dikeringkan,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya