SOLOPOS.COM - Penandatangan nota kesepahaman (MoU) oleh Ketua Lembaga Sensor Film, Rommy Fibri Hardiyanto, dengan Kades Karang, Dwi Purwoto, terkait pencanangan Desa Sensor Mandiri. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Lembaga Sensor Film (LSF) mencanangkan Desa Karang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar sebagai Desa Sensor Mandiri. Ini adalah sebuah program yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih dan memilah tontonan yang berkualitas.

Pencanangan Desa Sensor Mandiri ini dilakukan bersamaan dengan acara Gebyar Kemerdekaan Watu Gambir Park yang digelar Minggu (27/8/2023) lalu. Kegiatan yang digelar untuk merayakan HUT ke-78 Kemerdekaan RI ini digelar di amphliteater Watu Gambir Park dan mengangkat tema Nyawiji Dadi Siji.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pencanangan Karang sebagai Desa Sensor Mandiri ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) oleh Ketua Lembaga Sensor Film, Rommy Fibri Hardiyanto, dengan Kades Karang, Dwi Purwoto. Acara ini disaksikan  Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Darwanto; Wakil Rektor III ISI Solo, Sugeng Nugroho; Asda II Kabupaten Karanganyar, Titis Sri Jawoto; Camat Karangpandan, Sinung Wardhana;  Ketua BUMDes Sinar Abadi, Agus Riyanto, dan koordinator Laboratorium Sosial Perfilman ISI Solo, Titus Soepono Adji.

Kades Dwi Purwoto menyampaikan selain wujud syukur atas kemerdekaan RI, kegiatan ini juga untuk menebalkan komitmen desa dalam mengembangkan program perfilman. “Untuk itu kami senantiasa membangun kerja sama dengan lembaga perfilman. Antara lain kali ini dengan Lembaga Sensor Film Republik Indonesia, dan ini sekaligus untuk mengedukasi masyarakat dalam memilih dan memilah tontonan” tuturnya dalam rilis yang diterima Solopos.com, Jumat (1/9/2023).

Keberadaan Desa Sensor Mandiri di Desa Karang memiliki nilai strategis bagi LSF. Rommy Fibri melihat masyarakat Desa Karang memiliki potensi mengembangkan diri dalam bidang perfilman. Selain itu desa ini juga merupakan destinasi wisata yang unik dengan alam dan masyarakatnya dan akan ramai dikunjungi wisatawan.

“Dengan demikian edukasi sensor film di Desa Karang bisa menyasar kedua lini yaitu masyarakat desa dan sekaligus wisatawan. Apalagi di wisata ini juga dikolaborasikan dengan Bumdes dan kampus,” tutur Rommy.

Watu Gambir Park yang menjadi lokasi acara merupakan destinasi wisata andalan Desa Karang. Objek wisata spesial ini memiliki bentang alam seluas 4,5 hektar dengan wahana wisata andalan berupa danau, sungai, kolam renang, dan tanah lapang.

Di Watu Gambir Park terdapat venue berupa kafe dan amphiteater berkapasitas 800 orang. Watu Gambir Park saat ini telah dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata swafoto, pertemuan, outbound, dan menggelar festival. Ke depan kawasan ini akan dikembangkan sebagai Desa Wisata Tematik Perfilman. Akan dikembangkan atraksi wisata perfilman baik berupa workshop, pemutaran film, hingga festival film.

Saat ini Desa Karang telah bekerjasama dengan stakeholder perfilman yaitu Badan Perfilman Indonesia, Lembaga Sensor Film, dan ISI Solo yang menjadikan Desa Karang sebagai Laboratorium Sosial Perfilman. Sebelum menjadi Desa Sensor Mandiri, Desa Karang juga telah ditetapkan sebagai Desa Wisata dan Desa Kreatif tematik perfilman oleh Bupati Karanganyar.

Kemeriahan pentas seni dalam kegiatan Gebyar Watu Gambir Park didukung oleh mahasiswa KKN ISI Surakarta, BUMDes Sinar Abadi, Komunitas Film Karang, dan PKK Desa Karang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya