SOLOPOS.COM - Mobil Toyota Innova berpelat nomor AD 1 A yang merupakan mobil dinas Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di Jl. Ahmad Yani, Gilingan, Banjarsari, Kamis (27/4/2023) siang. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Ruas Jalan Ahmad Yani tepatnya di sebelah barat Viaduk Gilingan, Banjarsari, Solo, yang jadi lokasi parkir mobil dinas (mobdin) Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mendadak lengang, Kamis (27/4/2023).

Padahal beberapa hari sebelumnya ruas jalan itu selalu padat kendaraan yang diparkir di sisi kanan dan kiri jalan. Kendaraan-kendaraan tersebut adalah milik para pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pantauan Solopos.com, hanya ada mobil Toyota Innova warna putih pelat merah dengan nomor polisi AD 1 A yang merupakan mobil dinas Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang diparkir di dekat galian tanah Viaduk Gilingan. Mobil tersebut sengaja diparkir di situ sejak Rabu (26/4/2023) sore oleh pemiliknya.

Diduga mobil itu diparkir sebagai kode atau tanda terjadi permasalahan serius yang menjadi perhatian Gibran. Hal itu merujuk pada kejadian yang sama sebelumnya. Ketua RT 006/RW 005 Gilingan yang juga petugas Linmas Gilingan, Wahyudi, saat ditemui Solopos.com saat menjaga mobil dinas Gibran, mengakui beberapa hari sebelumnya ruas jalan tersebut selalu banyak kendaraan.

“Yang saya tahu parkir di sini crowded. Di sini penuh, banyak pengunjung masjid. Setelah Lebaran H+3 masih ramai, mungkin ramai ada laporan, laporan diulas, yang bikin beliau ke sini ada yang narik parkir Rp50.000,” ungkap dia.

Tapi Wahyudi mengaku tidak tahu pasti penyebab Gibran memarkir mobil dinasnya di situ sejak Rabu sore. Begitu juga ihwal kabar adanya tarikan uang parkir Rp50.000 dia tidak tahu persis. Dia menduga hal itu dilakukan oknum.

“Tapi kayake itu hanya oknum. Di sini kalau minta uang parkir sukarela kok, yang di tempat kami loh ya,” terang dia. Wahyudi menjelaskan ada beberapa orang yang beberapa waktu terakhir mengelola parkir di badan Jalan Ahmad Yani.

Menurut dia mereka ada yang dari RT 003, RT 004, RT 005, RT 006 dan RT 007 Kelurahan Gilingan, yang memang dekat ruas jalan itu. Saking banyaknya kendaraan pengunjung masjid yang diparkir membuat ruas jalan penuh sesak.

Bahkan menurut Wahyudi ada juga beberapa orang yang mengarahkan kendaraan diparkir dekat Simpang Tiga Gilingan. Dia tidak tahu siapa orang-orang itu. Dia menduga mereka yang menarik uang parkir Rp50.000 satu mobil.

“Sampai di sana untuk parkir. Nuwun sewu sampai dikatakan parkir liar. Tidak seragam, tidak pakai karcis. Di area Simpang Gilingan. Tidak tahu warga mana. Di luar batas pagar itu, di dekat eks Cafe Bambu. Di situ crowded,” kata dia.

Yang pasti, Wahyudi mengatakan, tarif parkir di ruas Jalan Ahmad Yani yang dekat Viaduk Gilingan tidak ditentukan. Para juru parkir hanya meminta tarif sukarela dari pemilik kendaraan. Uang parkir yang diberikan mereka bervariasi.

“Kalau di sini rata-rata sudah paham. Mobil biasa Rp10.000. Mengikuti yang sisi timur. Di tempat kami sukarela. Sejak awal saya sampaikan mintanya sukarela. Mobil Pajero ada yang kasih Rp3.000, Rp5.000, Rp10.000,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya