SOLOPOS.COM - Bacaleg PKB untuk DPRD Solo dari Dapil V Solo yang meliputi Kecamatan Jebres, Ifan Anggar Prastya, 32, saat diwawancara wartawan di KPU Solo, Sabtu (13/5/2023). (Solopos.com/ Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Bentrok antarkelompok perguruan bela diri di Simpang Empat Genengan, Mojosongo, Jebres, Solo, pada Minggu (21/5/2023) sore, memantik keprihatinan dari berbagai kalangan. Seperti mantan ketua perguruan bela diri di Banjarsari, Ifan Anggar Prastya.

Pemuda yang pernah mendekam di penjara selama 3,5 bulan dikarenakan kasus kekerasan itu menyayangkan masih adanya anggota perguruan bela diri yang bersikap bermusuhan antar perguruan. Padahal mestinya sikap kebersamaan yang diutamakan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Spirit berolahraga, pertemanan dan kebersamaan hendaknya menjadi prinsip utama kita. Semoga diantara pihak-pihak yang terlibat bentrok fisik bisa rukun kembali, guyub, dan adanya kebersamaan lagi. Apalagi nama yang diambil adalah persatuan,” ungkap dia.

Ifan mengingatkan sikap emosional hanya akan menghancurkan diri sendiri, baik secara personal maupun secara organisasi. Sehingga akan lebih baik bila bersikap bijak dan berpikiran jernih dalam melihat segala persoalan. Bukan emosional yang dikedepankan.

“Tetaplah menyala walaupun terangmu tak seberapa. Tujuan bela diri pada umumnya agar menjadi maslahat atau manfaat bagi sesama, bagi masyarakat. Bukan sebaliknya. Ini harapan saya kepada saudara-saudara yang masih aktif dan terjun di dunia itu,” ujar dia.

Setelah menjalani hukuman 3,5 bulan di penjara, Ifan kini tidak lagi aktif di perguruan bela diri yang pernah dipimpinnya. Dia memulai jalan barunya di kancah perpolitikan Solo dengan bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan menjadi Bacaleg. Dia maju sebagai Bacaleg dari Dapil V Solo yang meliputi Kecamatan Jebres.

Sebelumnya, Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi, mengungkapkan terjadinya bentrok antara dua kelompok perguruan bela diri di Simpang Empat Genengan.

Bentrok berawal dari adanya 100 an anggota salah satu perguruan bela diri yang melintas di Simpang Empat Genengan. Diduga saat itu ada anggota rombongan yang bleyer-bleyer sepeda motornya. Aksi itu memancing beberapa anggota perguruan bela diri lainnya.

Kebetulan tak jauh dari Simpang Empat Genengan merupakan lokasi berlatih kelompok perguruan bela diri lain. Karena merasa terprovokasi, beberapa anggota perguruan bela diri itu bermaksud menanyakan maksud dari rombongan melakukan konvoi.

“Melintas sekelompok orang dari salah satu perguruan bela diri. Mereka setelah berkegiatan di Boyolali. Melintas di TKP, sempat berhenti, kemudian di lokasi tersebut di saat ini kami ketahui menjadi pusat kegiatan perguruan bela diri lain. Merasa terprovokasi, bermaksud menanyakan maksud, karena ada 100 an orang,” terang dia.

Namun dari situ terjadi ketegangan di antara dua kelompok perguruan bela diri tersebut. Bahkan mereka sudah terlibat bentrok fisik. “Sempat terjadi ketegangan, dan kontak fisik walaupun tidak ada korban yang signifikan. Polresta datang melerai sebagian meninggalkan lokasi, sebagian kami bubarkan,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya