Soloraya
Selasa, 16 Maret 2021 - 16:41 WIB

Eks Perakit Bom Bali Jualan Soto di Sukoharjo, Gratis Setiap Jumat Pekan Pertama

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soto Bang Jack di Sukoharjo, penjualnya dulu peracik bom (Detik.com).

Solopos.com, SUKOHARJO -- Sosok Jack Harun, penjual soto di Manang, Grogol, Sukoharjo ini tiba-tiba menyita perhatian publik setelah warungnya didatangi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu.

Sebelum berjualan soto seperti sekarang, dia merupakan perakit Bom Bali 1 2002 yang juga anak buah Dr Azhari. Ia pun pernah mendekam di penjara selama lima tahun akibat terlibat aksi terorisme tersebut.

Advertisement

Baca Juga: Dulu Jadi Peracik Bom, Kini Bang Jack Jualan Soto Di Sukoharjo Dan Jadi Viral

"2002 terlibat di Bom Bali 1. Saya dibagian timer dan meramunya, seperti mengetahui bom itu meledak berapa menit dan mau dibikin seperti apa. Itu saya langsung ke Dr Azhari," ujar dia dalam video yang tayang di akun Instagram resmi miliki Ganjar Pranowo, @ganjar_pranowo.

Bang Jack mengaku sudah lima tahun ini membuka usaha soto di Sukoharjo ini. "Dulu katanya ahli meracik, nah kita racik soto sekarang," tambah dia sembari tertawa.

Advertisement

Baca Juga:  Bioskop XXI Paragon Solo Mall Kembali Buka, Ini Deretan Film yang Bakal Tayang

Jumat Pekan Pertama Gratis

Jika mantan teroris kerap dipandang negatif oleh masyarakat, berbeda dengan Jack Harun ini. Setelah bebas bersyarat dari penjara, ia diterima oleh lingkungan.

Sebagai wujud syukurnya itu, di setiap hari Jumat pekan pertama, ia menggratiskan 300-an porsi soto dengan nama program Jumat Barokah di warungnya yang terletak di Gang Kurma 6, Tangkil Baru, Manang, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah ini.

Advertisement

Baca Juga: 10 Kabupaten Terbaik di Indonesia, Dua dari Soloraya

“Usaha saya membuka warung soto. Proses reintegrasi saya ke masyarakat boleh dibilang lancar. Lingkungan menerima dengan baik. Salah satu upaya saya untuk membalas mereka adalah melalui program Jumat Barokah. Kami menggratiskan makanan dalam sehari pada Jumat pekan pertama. Kami membagikan 300-an mangkok, bahkan kalau ada yang mau dibungkus, kami tetap memberikan,” kata pria yang memiliki nama asli Joko Triharmanto ini, sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya.

Baca Juga: Ini 9 Hal yang Bikin Kamu Kangen Car Free Day Solo

Meski dia diterima oleh lingkungannya dan bisa berjualan soto di Sukoharjo, pada kenyataannya hingga sekarang masih banyak mantan napi terorisme yang mendapat cap atau stigma negatif dari masyarakat. Mereka diasingkan dan dijauhi, serta masih sering diteror kelompok terorisme lain karena sudah menjauhi ideologi tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif