Penataan kawasan Gatsu berdampak kepada PKL.
Solopos.com, SOLO — Penataan kawasan Jl. Gatot Subroto (Gatsu) Solo berdampak kepada para pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di lokasi tersebut. Sejumlah enggan menempati pasar yang disiapkan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo sebagai tempat relokasi.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Salah satu PKL, Joko Lestari, 56, kini berjualan makanan di dekat rumahnya di Jl. Wirengan, Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, ketimbang menempati Pasar Penumping di Kelurahan Penumping, Laweyan.
“Saya dapat tempat di Pasar Penumping. Setelah saya lihat pasar itu ternyata baru pukul 09.00 WIB sudah sepi Saya tidak berani kalau tetap nekat berjualan di Pasar Penumping. Kalau tidak laris, jualan saya bagaimana? Mending saya jualan di dekat rumah,” kata Joko saat berbincang dengan
Joko yakin sebagian besar PKL di Jl. Gatot Subroto enggan pindah berjualan ke sejumlah pasar yang disediakan DPP Solo sebagai tempat relokasi setelah dilaksanakan proyek penataan kawasan strategis.
Joko ingin Pemkot Solo mengembalikan PKL ke Jl. Gatot Subroto setelah proyek penataan rampung.
PKL lainnya, Parman, 63, memilih menempati salah satu gang di Jl. Gatot Subroto setelah tidak boleh lagi berjualan di tepi jalan. Dia mengaku sudah mengantongi izin dari warga Kelurahan Kemlayan, Serengan untuk bisa berjualan dengan memanfaatkan gang.
Saat dimintai tanggapan, Kabid Pengelolaan PKL DPP Solo, Herymul, menyebut tidak menjadi masalah PKL yang dahulu berjualan di Jl. Gatot Subroto maupun Jl. dr. Radjiman tidak menempati pasar.
“Yang penting mereka harus bisa memperhatikan lingkungan sekitar. Sepanjang tidak menimbulkan masalah baru, kami tidak mempersoalkan mereka mau pindah ke mana. Tapi kalau sampai menganggu warga, PKL bisa ditindak,” papar Herymul.