SOLOPOS.COM - Gabungan mahasiswa mengikuti Aksi Damai oleh Aliansi Mahasiswa Soloraya Untuk Kepemimpinan Bermartabat (AMSR-UKB) di depan Balai Kota Solo, Selasa (6/2/2024). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO– Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyebut ada kejanggalan aksi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Soloraya untuk Kepemimpinan Bermartabat di depan Balai Kota Solo, Selasa (6/2/2024).

Pantauan Solopos.com, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Soloraya untuk Kepemimpinan Bermartabat itu menyampaikan 11 tuntutan kepada Gibran sebagai pendamping Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Gibran menemui mahasiswa sebelum 11 poin selesai dibacakan oleh salah satu orator. Gibran menemui mahasiswa dan memberikan tanda tangan pakta integritas untuk menepati janji apabila pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu menang dalam Pilpres 2024.

Kemudian sejumlah mahasiswa mengikuti Gibran di ruangannya di kompleks Balai Kota Solo. Aksi mahasiswa itu berlangsung dengan tertib.

“Menurut saya agak aneh menitipkan janji seperti itu, harusnya dikawal jauh-jauh hari ditujukan ke paslon [pasangan calon] yang berkompetisi. Kami kan gak tahu ke depannya kayak gimana, harusnya dititipkan ke tiga paslon. Apalagi diterima lalu dibawa ke ruangannya cukup janggal. Barangkali ini settingan untuk kepentingan politik tertentu,” jelas eks Presiden BEM UNS Hilmi Ash Shidiqi yang kini menjabat Koordinator Aliansi BEM Seluruh Indonesia dihubungi wartawan, Selasa (6/2/2024).

Menurut dia, BEM UNS tidak terlibat dalam aksi di depan Balai Kota Solo, Selasa siang. Ada aksi serupa aksi di depan Balai Kota Solo di sejumlah daerah di Indonesia. Misalkan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat Ridwan Kamil menemui kelompok mahasiswa yang menggelar aksi belum lama ini.

“Ini kayaknya ada suatu permainan dipermainkan seolah-solah dari suara mahasiswa untuk menitipkan pesan dan janji-janjinya. Sangat disayangkan saja aksi itu mengklaim nama mahasiswa, tapi dari mahasiswa tidak tahu menahu ada aksi tersebut,” ungkap dia.

Menurut dia, aksi seperti di depan Balai Kota Solo Selasa siang ini seharusnya dijauhkan dari konflik-konflik kepentingan. Seolah-olah mahasiswa hanya menitipkan suara ke paslon tertentu.

“Aksi-aksi tersebut biasanya atau kebanyakan bukan dari keresahan mahasiswa atau keresahan rakyat karena tidak melalui konsolidasi tertentu sehingga mencoreng gerakan mahasiswa itu sendiri,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya