Soloraya
Selasa, 2 Agustus 2022 - 21:05 WIB

Eksis 25 Tahun, Ini Rahasia Radio Komunitas Pertanian Rasi FM Garut

Nova Malinda  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi radio. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI – Eksistensi radio komunitas mulai diakui setelah disahkannya Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

20 tahun berlalu, radio komunitas terus bertahan bersamaan dengan ragam dinamika yang meliputi.

Advertisement

Radio komunitas Rasi FM, merupakan salah satu radio lawasan yang patut diacungi jempol. Didirikan sejak 1997, radio ini masih bertahan dan eksis di tengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Garut.

Dirintis oleh tiga orang dengan jumlah kru awal sembilan orang, Rasi FM berfokus pada penyebaran informasi di sektor pertanian.

Pimpinan Rasi FM, Latif menjelaskan, sebagian besar warga di daerah tersebut berprofesi sebagai petani. Bertujuan untuk menyebarkan informasi, Rasi FM menyiarkan program-program yang bersifat edukasi kepada petani soal pertanian.

Advertisement

Baca juga: 3 Kali Disambar Petir, Radio Komunitas Lintas Merapi Off Siaran

Latif menerangkan, sulitnya akses komunikasi dan informasi, serta bentang alam yang mayoritas pegunungan, menjadi alasan mantap didirikannya radio komunitas Rasi FM.

“Untuk akses tv saja tidak bisa waktu tahun itu [1997]. Masyarakat mau ngasih kabar ke kampung/desa lain tidak bisa, harus mengantar surat dengan jalan kaki atau membayar tukang ojek,” kata dia saat ditemui Sololos.com dalam Kongres Jaringan Radio Komunitas di Boyolali, Jumat (29/7/2022).

“Pendirian radio Rasi FM untuk membantu warga sekitar dalam menyampaikan informasi. Misal Ada keluarga sakit, bisa disampaikan ke keluarga melalui radio,” kata Latif.

Advertisement

Sebelum 2002 masalah yang dihadapi radio komunitas adalah radio komunitas dianggap sebagai radio gelap.

Permasalahan tersebut bergeser setelah radio komunitas memasuki era baru, yakni dengan masuknya alat komunikasi handphone dengan fitur sms, dan munculnya media sosial.

Baca juga: Banyak Dibatasi, Radio Komunitas Ingin Diberi Kemudahan

“Tantangan kami cukup berat. Kini, pendengar yang mau mengirim permintaan lagu, mereka cukup menuliskan request lagu lewat sms atau WhatsApp ke kami, kemudian dibacakan,” kata Latif.

Advertisement

“Ketika itu datang, cukup berat, karena rasa memiliki jadi sedikit menurun. Biasanya mereka kalo mau datang ke studio ada yg bawa pisang, makanan, atau yang lainnya. Seperti itu sekarang susah,” ucap Latif lagi.

Latif menerangkan, meski hal tersebut terjadi, kru radio tidak mempermasalahkan. Rasa kekeluargaan antara radio komunitas dengan masyarakat masih terus terjalin hingga saat ini. Ia menceritakan, kontribusi terbesar terkait pendanaan di Rasi FM tetap dari masyarakat sekitar.

“Terkadang kita habisan token listik, ada sumbangan dari masyarakat, atau sekedar buat beli kopi ada lah dari para pendengar. Terkadang dana juga diperoleh dari warga/dinas yang mengadakan penyuluhan pertanian atau kesehatan,” kata dia.

Kemajuan teknologi tidak membendung eksistensi dari para penggiat radio komunitas untuk terus berkiprah. Latif bercerita, Rasi FM tidak hanya siaran di frekuensi, tapi juga memanfaatkan siaran di media sosial.

Advertisement

“Selain frekuensi, kami juga siaran melalui live Facebook. Meski demikian, aktivitas siaran beberapa kali terganjal oleh izin siar lagu. Terkadang siaran seperti itu bisa di blok oleh pihak Facebook,” ucap Latif.

Baca juga: KOTA LAYAK ANAK : Dishubkominfo Solo Tidak Bisa Pastikan Peluncuran Radio Anak, Ini Alasannya

Upaya untuk mengantisipasi blok dari Facebook, Rasi FM tengah beralih menuju aplikasi yang merupaka bantuan gratis dari ITB.

“Aplikasinya bernama Svara, kami sudah mulai melakukan siaran disana sejak awal tahun ini, ini menjadi salah satu upaya untuk menghindari serangan blok dari Facebook yang bertubi-tubi. Meski beberapa lagu yang disediakan Svara masih terbatas, kami cukup terbantu dengan aplikasi tersebut,” kata dia.

Mantan Ketua Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Sinam menyebutkan, beberapa radio komunitas telah merambah ke digital internet.

Salah satunya, pemanfaatan live streaming di Internet oleh radio komunitas.

Advertisement

“Beberapa radio komunitas memanfaatkan berbagai platform yang dikelola secara mandiri untuk meluaskan interaksi dengan pendengar,” ucap dia saat ditemui Solopos.com pada acara Kongres Jaringan Radio Komunitas di Boyolali, Jumat (29/7/2022).

Baca juga: RADIO KOMUNITAS : Dinilai Tidak Sehat, Ini Alasannya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif