SOLOPOS.COM - pekerja saat melakukan ekskavasi di Candi Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali, Selasa (31/10/2023). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Ekskavasi Watu Genuk Tahap IV di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali telah dimulai pada Senin (16/10/2023). Dalam ekskavasi tersebut ditemukan kemuncak atau puncak candi yang memiliki kemiripan dengan Candi Kedulan di Sleman.

Saat dikunjungi Solopos.com pada Selasa (31/10/2023) siang, terdapat tujuh pekerja yang melakukan ekskavasi. Ada satu operator alat berat dan enam orang yang bekerja secara manual dengan linggis, cangkul dan alat lain.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua Boyolali Heritage Society (BHS) sekaligus pegiat sejarah, Kusworo Rahadyan, mengatakan pengelupasan tanah bermaksud untuk membersihkan tanah sampai level tertentu hingga menampakkan batuan. Ekskavasi kali ini berfokus pada pengelupasan tanah di candi induk dan akan dilaksanakan selama 45 hari.

“Ekskavasi kali ini hanya pengelupasan tanah dan penataan batu, hanya penataan itu diidentifikasi, tidak disusun ulang, belum [selesai], prosesnya masih panjang,” kata dia saat ditemui Solopos.com di lokasi ekskavasi, Selasa. Ekskavasi yang telah berjalan 15 hari tersebut, tutur Kusworo, mendapatkan beberapa temuan antara lain antefik yaitu panel batu berukiran relief. Lalu ditemukan lingga patok, ornamen tangga, lalu tangga menuju candi utama, kemudian ada kemuncak.

“Kemuncak itu biasanya ada di hiasan sudut pojokan candi. Ditemukannya di situ, semua dikumpulkan di lokasi temuan tanpa dipindah karena belum ada identifikasi. Nanti tahap akhir dari pengelupasan tanah ini penataan batu, jadi dikumpulkan,” kata dia.

Terpantau, batu-batuan candi yang dikumpulkan tidak utuh. Kusworo mengatakan hal tersebut banyak faktor bisa jadi rusak karena dulunya lahan seluas 1.200 meter persegi adalah kebun orang. Si pemilik yang mendapatkan batu hanya disingkirkan atau yang mengganggu tanaman dipecah. Kemungkinan kedua, memang ada upaya penghancuran.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kemuncak di Candi Watu Genuk memiliki kemiripan dengan Candi Kedulan di Sleman. Namun, ia belum bisa menyimpulkan apakah bentuknya sama. Selain itu, terkait apakah keduanya di era yang sama, Kusworo mengatakan juga belum bisa menyimpulkan.

Ia mengungkapkan berdasarkan batuannya, Candi Watu Genuk sendiri dibuat pada 8-9 Masehi. “Hanya memang belum pasti karena di sini unik. Hampir semua ornamen kemuncak itu ada ukirannya semua. Kalau candi lain minim sekali, hanya polos,” kata dia.

Lebih lanjut, Kusworo berharap setelah ekskavasi pengelupasan tanah selesai, bisa ada kajian lebih lanjut terkait pra-restorasi. “Jika tidak bisa minimal terdokumentasi dan ditata sebisanya,” kata dia.

Ia menginformasikan ekskavasi tahap I Candi Watu Genuk kali pertama dilaksanakan pada 2016. Saat itu terdapat ekskavasi penyelamatan pasca-laporan. Tahap II ada ekskavasi berupa pengambilan data dengan Ground Penetrating Radar (GPR), tahap III dilakukan ekskavasi kajian lanjutan oleh Disdikbud Boyolali, dan tahap IV pengelupasan tanah.

Dalam pelaksanaan ekskavasi tahap IV ini, Disdikbud Boyolali bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X Jateng-DIY. Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Boyolali, Eko Sumardiyanto, membenarkan ekskavasi Watu Genuk telah dimulai pada 16 Oktober 2023.

Ia mengungkapkan waktu ekskavasi akan berlangsung 1,5 bulan. Tujuan dari ekskavasi ini, kata Eko, untuk mengangkat benda cagar budaya yang ada di dalam tanah agar tampak atau kelihatan. “Ekskavasi yang saat ini kan pengelupasan tanah, habis ini ada penataan, terus nanti dikaji lagi bisa untuk sebagai bentuk candi atau tidak,” jelas Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya