Soloraya
Kamis, 17 Maret 2022 - 15:15 WIB

Ekspor Sepi, Perajin Kaligrafi Sonorejo Sukoharjo Jualan di Marketplace

Magdalena Naviriana Putri  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perajin kaligrafi di Sonorejo, Sukoharjo, Alif Nurhayadi, 34, menunjukkan produk kerajinan kaligrafi, Kamis (17/3/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Produk kerajinan kaligrafi dari bahan kulit kambing bikinan para perajin di Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, kini tak lagi diekspor ke mancanegara dan berfokus pada pasa lokal.

Perajin kaligrafi kulit kambing yang juga pemilik sanggar kaligrafi di Sonorejo, Sukoharjo, Triyono Miono, 63, saat ditemui di rumahnya di depan Taman Wijaya Kusuma, Kamis (17/3/2022), menceritakan dirinya bersama rekan perajin lainnya pernah tertipu ratusan juta rupiah kala ekspor ke Malaysia.

Advertisement

“Saya pernah mengirim ke Malaysia. Pada pengiriman pertama hingga kelima pengiriman lancar, tetapi pengiriman keenam hampir tertipu sekitar Rp485 juta, tapi yang itu sudah ditransfer. Kalau yang kedua Rp370 juta sampai hari ini belum ditransfer, itu dari tahun 2011 bersama perajin lain,” jelasnya.

Baca juga: Daftar Nomor Telepon Penting Sukoharjo, Mulai Damkar hingga Tim SAR

Advertisement

Baca juga: Daftar Nomor Telepon Penting Sukoharjo, Mulai Damkar hingga Tim SAR

Walaupun demikian, Miono mengaku mengiklaskan uang tersebut. Kini dia hanya berfokus pada penjualan lokal karena pengiriman ke Turki juga terhenti semenjak pandemi Covid-19. Sebelumnya dia mampu mengirimkan satu kontainer bahkan lebih kerajinan kaligrafi, dengan varian ukuran berbeda ke Turki.

“Sekarang sudah tidak ada lagi pesanan ke Turki, dulu kalau ada pesanan ke Turki mereka [pihak guide] mengambil kesini, jadi kami hanya menjual barangnya, untuk pengirimannya beda lagi,” jelas Miono.

Advertisement

“Dulu pengiriman ke Turki hampir 3.800 bingkai sekarang pengiriman paling hanya ke Jogja, Jakarta, Bali saja hanya sedikit. Saat ini, perajin hanya tersisa 4 dari 17 orang yang ada di desa. Dulu sempat yang ekspor lokalnya ditinggal, giliran ekspornya terhenti lokal sudah tidak punya pasar sehingga memilih berhenti,” jelas pria yang sudah menyukai kaligrafi sejak kelas V SD itu.

Baca juga: Prokes Ketat! Imunisasi Anak di Baki Sukoharjo Lancar Saat Pandemi

Lebih lanjut Miono menambahkan karena ekspor sepi, beberapa perajin memilih untuk alih pekerjaan. Namun menurutnya masih banyak pekerja serabutan yang mengambil pekerjaan sebagai perajin kaligrafi. Di tempatnya sendiri, ada sekitar 7 pegawai.

Advertisement

“Selama pandemi ini biasanya [pegawainya] pagi mengambil, nanti sore itu dikembalikan kesini, jadi dikerjakan dirumah, untuk keamanan dan kesehatan saja selama masa Covid ini,” terangnya.

Perajin yang juga anak Miono, Afip Nurhayadi, 34, saat ditemui di lokasi yang sama mengaku pesanan kaligrafi saat ini masih berjalan, dengan berbagai ukuran. “Saat ini masih produksi, ada yang ukuran kecil 25×25, 21×38, 36×46, yang jumbo ada yang 40×70 dan 55×85,” jelasnya.

Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis II untuk Anak Sukoharjo Lampaui 79%

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif