SOLOPOS.COM - Utusan keluarga korban penganiayaan oleh TNI memegang bingkisan untuk dikembalikan ke asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali, Minggu (31/12/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Keluarga korban penganiayaan oleh anggota TNI mengembalikan bingkisan yang mereka terima ke asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali, Minggu (31/12/2023). Hal tersebut sebagai wujud komitmen untuk tidak berdamai dalam kasus tersebut.

Utusan keluarga, Dwiratno, 49, menjelaskan ia mewakili korban atas nama Arif dan Handono. Keduanya adalah warga Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ia menjelaskan keduanya adalah relawan Ganjar-Mahfud yang pada saat kejadian baru saja pulang mengikuti kampanye calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, di Teras, Boyolali.

“Pertama kali dengar [kalau Arif dan Handono] jadi korban dari teman. Katanya diadang TNI lalu dihajar. Sekarang dua-duanya masih di rumah sakit,” kata Dwi kepada wartawan di sekitar lokasi kejadian, Minggu (31/12/2023).

Ia mengatakan keluarga korban penganiayaan oleh anggota TNI itu tidak mau menerima bingkisan yang diberikan perwakilan TNI di Boyolali yang datang menjenguk pada Sabtu (30/12/2023) malam.

Dwi menceritakan pada saat perwakilan TNI bertemu dengan keluarga korban untuk meminta maaf, tidak ada suara atau tanggapan dari keluarga. Lalu, pada Minggu pagi, keluarga korban memintanya bersama beberapa orang untuk mengembalikan bingkisan itu ke asrama TNI.

Dwiratno bersama perwakilan keluarga kemudian mengembalikan ke asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali. Terpantau ada dua paket bingkisan buah yang dikembalikan. Di dalamnya terlihat ada beberapa buah-buahan di dalam plastik berwarna merah.

“Tidak ada maaf dan damai dari keluarga korban,” jelas dia. Ia juga menjelaskan TNI telah menawarkan untuk membiayai pengobatan korban. Akan tetapi, keluarga menolak tawaran tersebut dan memilih membiayai sendiri.

Keluarga meminta kasus tersebut diproses secara hukum sampai tuntas. Ia menjelaskan kondisi keduanya mengalami luka parah di sekujur tubuh. Kedua korban penganiayaan oleh anggota TNI itu dirawat di RSUD Pandan Arang Boyolai dalam kondisi sadar.

Menurutnya, kedua korban sudah bisa diajak berkomunikasi, namun salah satunya, yaitu Arif, masih mengalami kesulitan untuk melihat. Sementara itu, Danyonif 408/SBH, Letkol Inf Slamet Hardianto, mengatakan akan menanggung biaya pengobatan korban hingga pulih kembali.

Ia menjelaskan pada Sabtu malam saat perwakilannya telah mengunjungi korban. Di sana terlihat korban mengalami bengkak-bengkak. Namun, Danyonif menjelaskan tidak memiliki kewenangan untuk menjelaskan kondisi korban.

“Semuanya [biaya ditanggung], termasuk yang lima rawat jalan,” kata dia.

Sebelumnya, terkait tindak lanjut secara hukum penanganan kasus itu, Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, mengatakan 15 prajurit sudah diperiksa dan dimintai keterangan. Ia menjelaskan saat ini permasalahan tersebut sudah ditangani pihak berwenang yaitu Polisi Militer Denpom 4 Surakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya