SOLOPOS.COM - Polres Wonogiri menyerahkan bantuan semen dan pasir di musala di Karangtengah, Wonogiri, Jumat (11/11/2022). (Istimewa/Polres Wonogiri)

Solopos.com, SOLO–Sebanyak empat masjid di Solo menerima bantuan operasional Program Masjid Ramah dari Kementerian Agama (Kemenag). Empat masjid tersebut di antaranya Masjid Nur Mirah Laweyan, Masjid Nurul Hidayah Pasar Kliwon, Masjid Al Wustho Mangkunegaran Banjarsari, dan Masjid Jamsaren Serengan. Bantuan tersebut disalurkan melalui Kantor Kemenag Solo pada Selasa (27/2/2024).

Bantuan tersebut bertujuan mendorong terbentuknya ekosistem masjid dan meningkatkan derajat keberlanjutan keberagaman masjid.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Laman kemenag.go.id, Sabtu (24/2/2024) melaporkan sebanyak 2.000 masjid menjadi target penerima bantuan pada 2024 yang meliputi ramah perempuan dan anak, ramah disabilitas dan orang lansia, ramah lingkungan, ramah keberagaman, serta ramah duafa dan musafir.

Menurut data yang diterima Solopos.com dari Kantor Kemenag Solo, sebanyak 17 masjid di Solo mengajukan bantuan tersebut. Namun, hanya empat masjid yang lolos. Kepala Seksi Bina Masyarakat Islam Kemenag Kota Solo, Umi Khozanah menyebut 13 masjid yang tidak lolos kemungkinan karena tidak sesuainya proposal yang diajukan dengan tujuan program.

“Setelah saya baca, ada beberapa proposal yang salah. Karena RAB itu seharusnya untuk ramah bukan untuk rehab,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kantor, Rabu (28/2/2024).

Umi menambahkan pengajuan proposal tersebut dilakukan oleh pihak masjid secara mandiri melalui aplikasi PUSAKA Kemenag. Kemudian proses seleksi sepenuhnya dilakukan oleh Kemenag. Nominal bantuan operasional Rp15 juta untuk masjid dan Rp10 juta untuk musala.

Sementara itu, untuk mewujudkan masjid ramah perempuan dan anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pengurus masjid. Menurut pegiat Aliansi Perguruan Tinggi Responsif Gender (Aliansi PTRG), sekaligus Dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Raden Mas Said, Khasan Ubaidillah, masjid ramah perempuan dan anak harus memiliki fasilitas bermain anak yang aman dan sesuai umur. Tujuannya agar membantu orang tua dalam beribadah tanpa gangguan.

Selanjutnya, kata Khasan, masjid ramah permpuan dan anak harus menyelenggarakan pendidikan Islam sesuai usia agar anak mendapat pelajaran yang menyenangkan dan mudah dimengerti.

Terakhir, pengurus masjid harus melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan agar perspektif mereka dihargai serta kebutuhan mereka dipertimbangkan.

“Penting untuk mengedukasi jemaah tentang pentingnya inklusivitas dalam masjid dan bagaimana hal ini sejalan dengan ajaran Islam,” kata Khasan kepada Solopos.com melalui pesan Whatsapp, Rabu (28/2/2024).

Dengan bantuan senilai Rp15 juta pengurus masjid bisa mewujudkan masjid ramah perempuan dan anak selama pengurus tersebut memiliki perspektif yang benar terkait masjid ramah perempuan dan anak.

Menurut Khasan, butuh tahapan yang jelas untuk merealisasikan agenda tersebut. Caranya masjid bisa memulai menentukan mana agenda prioritas yang dibutuhkan. Masjid perlu Menyusun peta jalan (road map) pengembangan masjid ramah perempuan dan anak.

Ada pun Kemenag perlu mengedukasi pengurus masjid agar proses menuju status ramah tersebut tertata rapi dan berjalan sesuai rencana.

“Dukungan Kemenag harus berkelanjutan agar upaya baik tersebut mampu berjalan secara masif,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya