SOLOPOS.COM - Sujoko, pengguna biogas di Desa Sumomorodukuh, Kecamatan Plupuh menunjukkan cara kerja biogas hingga bisa dimanfaatkan untuk memasak di dapar. (JIBI/SOLOPOS/Fajar Tulus W)

Sujoko, pengguna biogas di Desa Sumomorodukuh, Kecamatan Plupuh menunjukkan cara kerja biogas hingga bisa dimanfaatkan untuk memasak di dapar. (JIBI/SOLOPOS/Fajar Tulus W)

Sujoko, pengguna biogas di Desa Sumomorodukuh, Kecamatan Plupuh menunjukkan cara kerja biogas hingga bisa dimanfaatkan untuk memasak di dapar. (JIBI/SOLOPOS/Fajar Tulus W)

Solopos.com, SRAGEN – Para peternak sapi di Desa Sumorodukuh, Kecamatan Plupuh, Sragen, mulai tertarik memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk diolah menjadi bahan bakar atau biogas. Pemanfaatan biogas terbukti memadai sebagai pengganti gas elpiji untuk keperluan rumah tangga.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pengguna biogas, Sujoko, kepada Solopos.com mengatakan jika selama dua bulan terakhir ini telah memanfaatkan biogas untuk memasak. Sekarang, ia tak pernah lagi menggunakan gas elpiji. “Saya sudah tidak menggunakan lagi gas elpiji tiga kilogram, bahan bakar dari olahan kotoran sapi sudah cukup memenuhui bahan bakar rumah tangga. Jadi keuntungannya sangat terasa soalnya uang untuk beli gas elpiji bisa digunakan untuk keperluan lain yang lebih penting,” jelasnya.

Ia menggunakan lima sapi ternaknya sebagai penghasil biogas. Namun, dua ekor sapi dirasa sudah cukup memproduksi bahan bakar untuk kebutuhan setiap harinya. Sudah banyak para pemilik sapi yang ingin membuat biogas karena rata-rata warga memiliki hewan sapi.

Menurut Sujoko, sistem pengolahan kotoran ternak menjadi biogas tidaklah rumit. Hanya perlu memodifikasi kandang sapi dengan membuat aliran pembuangan kotoran dan pembuatan tandon berukuran sembilan meter kubik di bawah tanah sebelah kandang sapi, ditambah dengan pemasangan pipa pralon untuk saluran gas menuju ke dapur.

Mekanismenya, kotoran sapi tersebut dialirkan menuju tandon di bawah tanah melalui saluran pembuangan. Kotoran tersebut tersaring melalui saringan yang memisahkan kandungan sampah yang masih tercampur dengan sisa makanan sapi. Hasil saringan tersebut masuk ke dalam tandon kotoran yang tercampur dengan air. Di dalam tandon tersebut kotoran bereaksi yang menghasilkan gas metan. Gas itulah yang mampu dijadikan sebagai bahan bakar. Tepat di atas tandon kotoran, terdapat pipa peralon yang berfungsi sebagai saluran keluar gas menuju ke dapur.

“Gas yang keluar dari tandon itu diatur dengan keran yang terpasang pada pipa peralon untuk menutup buka saluran gas sesuai kebutuhan. Panjang pipa saluran gas disesuiakan dengan jarak tandon ke arah dapur di dalam rumah. Setelah terpasang di kompor, hasil pembakaran tidak bau sama sekali karena sudah terurai dengan api,” imbuhnya.

Salah seorang peternak sapi, Ngatino mengatakan akan memproduksi biogas dari kotoran tiga sapi yang dimilikinya dalam beberapa waktu kedepan. Melihat keberhasilan Sujoko, ia tertarik mengolah kotoran hewan tersebut. “Saya sudah melihat proses produksi pengolahan kotoran ternak menjadi biogas. Kalau memang bisa mengirit pengeluaran, mengapa enggak dicoba. Selama ini kotoran sapi saya gunakan untuk pupuk pertanian,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya