Soloraya
Selasa, 2 Maret 2021 - 21:15 WIB

Enggan Kembali ke Habitat Asal, Puluhan Kera Liar Menetap di Sungai Jlengut Klaten Sejak 2006

Ponco Suseno  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seekor kera berada di kompleks Taman Jlengut, Karangduren, Kebonarum, Sabtu (27/2/2021). Puluhan kera liar itu turun gunung akibat erupsi Gunung Merapi 2006. Kera-kera itu enggan kembali ke habitat asalnya dan memilih hidup di Sungai Jlengut. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN - Sebanyak 20-an kera liar yang turun gunung akibat erupsi Gunung Merapi 2006 enggan kembali ke habitat asalnya. Sebaliknya, puluhan ekor kera liar itu justru menetap di Sungai Jlengut, Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Klaten hingga sekarang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, erupsi Gunung Merapi 2006 mengakibatkan beberapa hewan turun gunung. Hal itu termasuk hewan kera. Di antara kera liar yang turun menetap di kawasan Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Klaten.

Advertisement

Baca Juga: Selain Hentikan Tiktok Cash dan Snack Video, Satgas Waspada Investasi Juga Lakukan Ini 

Di lokasi ini terdapat sungai yang hulunya hingga di lereng Gunung Merapi. Jarak Karangduren dengan puncak Gunung Merapi mencapai kurang lebih 20 kilometer.

"Di sini masih banyak ditemui kera. Hewan itu sudah lama berkoloni di sini, sejak erupsi Merapi 2006. Kera-kera itu memilih tetap di sini mungkin karena banyak makanan. Kera-kera itu makanannya daun bambu," kata Kepala Desa (Kades) Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Muh. Marsum, saat ditemui wartawan di desanya, Sabtu (27/2/2021).

Advertisement

Baca Juga: Begini Cara Bawaslu Boyolali Mengenang Panwascam yang Meninggal Saat Bertugas

Marsum mengatakan sejumlah kera liar itu tidak sampai mengganggu warga. Sejauh ini, kera-kera itu juga tidak sampai masuk ke permukiman warga. "Hewan kera itu tak pernah mengganggu warga. Hewan kera yang ada di sini jenisnya kera ekor panjang," katanya.

Dia menambahkan di kawasan Sungai Jlengut juga masih ditemukan hewan liar lainnya. Di antaranya, ular dan biawak. "Saya enggak tahu kenapa masih banyak hewan di Sungai Jlengut. Mungkin karena banyak bahan makanan itu," jelas Marsum.

Advertisement

Baca Juga: Jos! Warga Gotong-Royong Bangun Tanggul Ban Bekas di Tepi Sungai Mungkung Sragen

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif