Soloraya
Kamis, 21 Juni 2012 - 07:19 WIB

EROSI SUNGAI: 200 Lebih Titik Sungai Perlu Pengendali Erosi

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi-Seorang petani menyiram lahan di area pasang surut akibat pendangkalan Sungai Bengawan Solo di bawah Jembatan Pokoh, Wonogiri (JIBI/SOLOPOS/Suharsih)

ilustrasi-Seorang petani menyiram lahan di area pasang surut akibat pendangkalan Sungai Bengawan Solo di bawah Jembatan Pokoh, Wonogiri (JIBI/SOLOPOS/Suharsih)

WONOGIRI- Erosi di sungai kecil merupakan salah satu faktor penumpukan lumpur di aliran Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Wonogiri. Saat ini, masih ada lebih dari 200 titik di 25 kecamatan yang membutuhkan pengendali erosi.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Wonogiri, Sri Djarwadi, saat ditemui sebelum sidak dengan Komisi B DPRD Wonogiri, Rabu (20/6/2012). Ia mengatakan bantuan untuk proyek tersebut sudah ada sejak tahun 2008. Tapi, dalam satu tahun hanya dapat terealisasi antara lima sampai tujuh titik pengerjaan bangunan.

“Bangunan itu berupa dam penahan, pengendali jurang kecil dan pengendali ujung jurang yang bertujuan mencegah aliran di bagian grojogan air agar tidak terus tergerus. Jadi, tidak menambah lumpur ke aliran Sungai Bengawan Solo. Selain itu, mencegah penampang sungai menjadi makin lebar,” katanya.

Sayangnya, lanjut dia, anggaran untuk proyek itu masih mengandalkan dana APBN yang digelontorkan melalui Dana Alokasi Umum (DAU). Sedangkan peruntukannya yakni untuk vegetasi dan membangun pengendali erosi tersebut.

Advertisement

Ketua Komisi B DPRD Wonogiri, Sugiarto, mengatakan di tahun 2013, dinas terkait akan mengusulkan bantuan ke provinsi. Sedangkan di tahun 2012, ada sekitar 12 titik yang mendapat bantuan tersebut sesuai kebutuhan. “Kalau bisa, dari APBD Kabupaten juga ada anggaran karena bangunan itu mampu memperlambat proses sedimentasi,” ujarnya saat dihubungi wartawan seusai sidak pengendali ujung jurang di Desa Ngadipiro, Kecamatan Nguntoronadi, Rabu.

Saat sidak, lanjut dia, tidak ada temuan terkait informasi jika di wilayah tertentu ada alokasi dana tetapi tidak ada bangunannya. Menurutnya, pembangunan itu hanya dialihkan karena tim teknis yang turun ke lapangan menyatakan lokasinya tidak tepat.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif