SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Pelaku industri batik di Kota Solo dinilai belum optimal memanfaatkan peluang pasar di luar negeri.

Padahal, disampaikan Kasubid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo, Nurul Umam Supraptono, potensi masuknya batik ke pasar luar negeri sangat besar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal ini terlihat, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, ekpor batik terus mengalami kenaikan. Tetapi, pelaku ekspor batik sangat terbatas. Di tahun 2008, berdasar surat keterangan asal yang diterbitkan, pelaku ekspor batik hanya ada enam eksportir, seperti PT Aneka Sandang Interbuana, PT Batik Danar Hadi, CV Haryan Handycraft, CV Laraztex, CV Mutiara Kasih dan CV Pria Tampan.

“Dari enam eksportir, ada beberapa yang di tahun 2009 kemarin justru sering tidak terlihat. Sama halnya dengan industri-industri batik dari Kampung Kauman dan Kampung Laweyan. Mereka jarang bertransaksi ekspor melalui kami,” tutur Nurul, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Kamis (14/1).

Seperti diketahui, realisasi ekspor batik Soloraya dari tahun 2007 hingga 2009 terus bergerak naik. Tahun 2007, volume ekspor batik 212.107,86 kilogram dengan nilai US$ 3.625.929,98.

Kemudian, tahun 2008 naik menjadi 231.308,15 kilogram dengan nilai US$ 4.083.086,07. Posisi ini naik lagi di tahun 2009 menjadi 300.534,25 kilogram dengan nilai US$ 5.487.233,99.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya