Soloraya
Selasa, 10 Mei 2022 - 16:31 WIB

Espos Plus: Kisah Sukses Modal Dengkul Bob dan Utang Kasus Orang Hilang

Muh Khodiq Duhri  /  Mariyana Ricky P.d  /  Ichwan Prasetyo  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bob Sadino di Kampus UMS Pabelan, 2011. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA – Dengan berjalan kaki keliling kompleks perumahan sembari menawarkan telur, Bob Sadino mengawali kisah suksesnya dengan modal dengkul. Bob Sadino menjadi contoh pengusaha yang mengawali kisah suksesnya dengan modal dengkul.

Bob Sadino atau yang lebih akrab disapa Bob adalah seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang bisnis pangan dan peternakan. Kemeja lengan pendek dan celana pendek menjadi ciri khasnya.

Advertisement

Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan di Tanjung Karang, Lampung, 9 Maret 19330. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Dalam buku Untold Story Oom Bob Sadino karya Sigit Parikesit, disebutkan ketika berusia 19 tahun, Bob sudah mewarisi seluruh kekayaan keluarga karena saudara kandung lainnya sudah hidup mapan.

Simbol Kesetiaan Mimi dan Mintuno, Bahan Obat Kuat yang Dilindungi

Biota dilindungi bernama mimi dan mintuno, atau belangkas menjadi simbol kesetiaan yang kerap diselundupkan untuk menjadi bahan obat kuat, dimana hewan primitif laut ini sering muncul dalam lirik lagu berbahasa Jawa. Salah satu lagu yang memuat tentang spesies yang bernama lain horseshoe crab ini adalah tembang campursari milik Safitri yang berjudul Tresno atau Cinta.

Baca Juga: Simbol Kesetiaan Mimi dan Mintuno, Bahan Obat Kuat yang Dilindungi

Advertisement

“Tresno kang sejati, kadyo mimi lan mintuno. Senadyan susah senadyan bungah. Kembange tresno iku. Bungah susah dilakoni. Nadyan ora janji. [Cinta sejati itu seperti mimi dan mintuno. Saat senang, saat susah, bunganya cinta itu senang sedih dijalani, meski tidak berjanji].”

Sastra Mengingatkan Rezim tentang Utang Kasus Orang (Di)Hilang(kan)

Novel Laut Bercerita layak dijadikan karya sastra pengingat rezim tentang utang penanganan kasus orang-orang yang dihilangkan paksa pada masa akhir rezim Orde Baru yang diwarnai kerusuhan massal pada Mei 1998.

Orang-orang yang dihilangkan paksa karena aktivitas politik menentang rezim Orde Baru pada akhir 1990-an hingga berpuncak gerakan refomasi Mei 1998 belum diketahui kabar terakhir masih hidup atau telah meninggal. Bila telah meninggal karena dibunuh atau tidak dan di mana kuburnya belum jelas.

Advertisement

Baca Juga: Sastra Mengingatkan Rezim tentang Utang Kasus Orang (Di)Hilang(kan)

Sastrawan dan jurnalis senior Leila S. Chudori melalui unggahan di akun Facebook pada Sabtu (7/5/2022) bertanya mengapa setelah lima tahun sejak diterbitkan kali pertama Laut Bercerita masih saja dicari pembaca?

Tiga berita di atas merupakan konten yang bisa diakses secara premium di layanan Espos Plus. Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif