Soloraya
Selasa, 19 April 2022 - 17:34 WIB

Espos Plus: Muslim Terkaya Afrika dan Cara Kolonial Atasi Penyakit Jiwa

Muh Khodiq Duhri  /  Mariyana Ricky P.d  /  Ichwan Prasetyo  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aliko Dangote. (afrotech.com-Misha Friedman)

Solopos.com, JAKARTA – Aliko Dangote, konglomerat muslim terkaya di Afrika dalam sepuluh tahun terakhir, sempat dikaitkan sebagai pihak yang akan mengakuisisi klub raksasa Inggris, Arsenal.

Terlahir dari keluarga pengusaha muslim, Aliko Dangote, 64, dikenal sebagai orang terkaya dari Afrika. Kakek buyutnya adalah pedagang kola dan kacang tanah paling tajir dari Afrika Barat.

Advertisement

Baca Juga: Inilah Aliko Dangote, Muslim Terkaya Afrika yang Berminat Beli Arsenal

Dangote kecil dibesarkan oleh kakeknya yang merupakan pengusaha material bangunan setelah ayahnya meningga dunia saat ia berumur 8 tahun. Setelah lulus dari Al-Azhar University di Cairo, Mesir, Dangote yang baru berumur 21 tahun kembali ke kampung halamannya di Nigeria untuk membangun bisnis pertamanya di bidang perdagangan komoditas semen.

RSJ Mangunjayan, Cara Kolonial Atasi Penyakit Kejiwaan

Pada pertengahan abad ke-19, Pemerintah Hindia Belanda dihadapkan pada fenomena penyakit jiwa yang tak hanya menimpa para serdadu tapi juga kaum pribumi. Perang mengakibatkan mereka mengalami gangguan mental hingga memunculkan sifat agresif sampai menyakiti diri sendiri.

Advertisement

Baca Juga: RSJ Mangunjayan, Cara Kolonial Atasi Penyakit Kejiwaan

Awalnya, para pengidap gangguan jiwa itu dikirim ke panti, lalu ke rumah sakit tentara karena keterbatasan daya tampung. Namun, penanganan pasien di rumah sakit tentara cenderung keras. Mereka ditempatkan dalam kamar mirip penjara dengan jeruji besi. Mereka diawasi ketat oleh penjaga karena dianggap berbahaya.

Tiga Awan Selubungi Ekonomi Asia Timur dan Pasifik, Masih Ada Peluang

Tiga “awan” menyelubungi cakrawala ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik atau East Asia-Pacific (EAP) setelah kawasan ini berulang kali menghadapi badai Covid-19. “Awan” itu memengaruhi sektor ekonomi yang akan berujung pada pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi.

Advertisement

Setelah gelombang SARS-CoV-2 varian Delta mereda pada triwulan III tahun 2021, sebagian besar kawasan Asia Timur dan Pasifik melanjutkan pemulihan ekonomi pada triwulan IV tahun 2021 hingga triwulan I tahun 2022, meskipun muncul gelombang Omicron.

Baca Juga: Tiga Awan Selubungi Ekonomi Asia Timur dan Pasifik, Masih Ada Pelung

Tiga berita di atas merupakan konten yang bisa diakses secara premium di layanan Espos Plus. Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif