SOLOPOS.COM - Dian Anggoro, pemuda Kreatif asal Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten menggunakan kayu sebagai media membatik, Jumat (22/7/2022). (Solopos.com/Wildan Farih Kurniawan)

Solopos.com, KLATEN — Dian Anggoro, pemuda Kreatif asal Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten menggunakan kayu sebagai media membatik, Jumat (22/7/2022). Dengan cara tersebut, Dian Anggoro telah turut serta melestarikan batik dengan cara kreatifnya.

“Membatik menggunakan media kayu sebenarnya sudah sejak zaman bapak saya dulu, sudah sekitar 20 tahun. Media kayu ada 2 jenis, yaitu kayu sengon laut dan gamelina. Kedua kayu itu ringan dan teksturnya empuk, gampang dipola. Stok kayu gamelina dan sengon laut masih banyak dan tahan hama,” kata Dian Anggoro, Jumat (22/7/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi saat membikin batik kayu. Masing-masing kendala itu, sepert proses awal pembatikan hingga finishing yang memakan waktu lama, pemasaran produk yang sulit, dan pembuatan pola.

“Proses pembatikan hingga finishing bisa sekitar 1 bulan,” katanya.

Pemasaran batik kayu bikinan Dian Anggoro sudah mencapai berbagai daerah, seperti Kudusm Semarang, Solo, dan Bandung. Di pasaran mancanegara, di antaranya Italia dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Mengenal Desa Wisata Jarum Bayat sebagai Sentra Batik Tulis di Klaten

Harga batik kayu bervariasi. Misalnya, batik kayu topeng senilai Rp15.000-Rp100.000 per unit. Batik kayu wayang ukuran besar (2 meter) senilai Rp5 juta.

“Batik kayu ini biasanya dibuat pajangan dinding atau buat display biar tambah estetik,” katanya.

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jarum, Sajino, mengakui pemasaran batik kayu masih sulit. Terlebih, customer lebih mementingkan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di tengah wabah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Punya Daya Tarik, 27 Desa di Klaten Ditetapkan Jadi Desa Wisata

“Sulit bangkit pascapandemi Covid-19. Kendala lainnya, sumber daya anak muda. Minat anak muda meneruskan batik kayu minim karena anak muda desa lebih tertarik ke bidang lainnya [seperti menjadi buruh pabrik],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya