SOLOPOS.COM - ANTUSIAS -- Warga Klaten dengan antusiasme tinggi menikmati penyelenggaraan car free day di Jalan Pemuda yang merupakan jalur utama Klaten kota. Penyelenggaraan hari bebas kendaraan bermotor ini masih dievaluasi, khususnya terkait penataan lokasi kegiatan. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

ANTUSIAS -- Warga Klaten dengan antusiasme tinggi menikmati penyelenggaraan car free day di Jalan Pemuda yang merupakan jalur utama Klaten kota. Penyelenggaraan hari bebas kendaraan bermotor ini masih dievaluasi, khususnya terkait penataan lokasi kegiatan. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

KLATEN — Pemerintah Kabupaten Klaten menggelar evaluasi pelaksaan Car Free Day (CFD) atau hari bebas kendaraan bermotor, Rabu (2/5/2012). Evaluasi dilakukan sebagai proyeksi atas pelaksanaan CFD pada Minggu (29/4/2012) lalu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Beberapa permasalahan yang muncul dalam CFD perdana Minggu lalu, sebisa mungkin tidak terulang pada CFD mendatang. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten, Jaka Sawaldi, kegiatan senam pagi yang digelar di segmen satu atau depan Plasa Matahari, akan dipindah ke area segmen dua atau depan kantor BRI Klaten hingga Rumah Dinas Bupati Klaten. Kebijakan pemindahan tersebut diambil karena setiap Minggu, di Masjid Raya Klaten yang lokasinya berdekatan dengan Plasa Matahari, digunakan sebagai tempat pengajian.

Suara gemuruh dari sound system musik senam, kata Jaka, dinilai bisa mengganggu pengajian. “Kalau bisa senam pagi di CFD, tidak bersinggungan dengan kegiatan pengajian di Masjid Raya Klaten, karena waktu pelaksanaannya bersamaan. Pengajiannya dimulai pukul 06.00-08.00 WIB,” ujar Jaka. Terkait hal itu, pihaknya juga sudah mengundang pengurus Masjid Raya dalam rapat evaluasi tersebut.

Selain itu, kata dia, gedung RSPD Klaten juga sering digunakan untuk menggelar hajatan pernikahan pada hari Minggu. Karena itu, jika di sana sedang ada hajatan, maka pihak RSPD sudah menyepakati untuk mengeluarkan tempelan pengumuman ada hajatan di sana.

Sekretaris Dishub Klaten, Sudiyarsono, kepada Solopos.com mengatakan kendati kegiatan senam dipindahkan dari segmen satu ke segmen dua, hal itu tidak serta merta memindahkan semua kegiatan olahraga di sana ke segmen dua. Kegiatan di segmen satu, seperti cabang olahraga sepeda BMX, sepatu roda, futsal, ping-pong dan sebagainya, tetap digelar di sana. Justru di segmen satu nantinya akan ditambah dengan wall climbing atau panjat dinding.

Terkait dengan campur aduknya pengunjung CFD yang menggunakan sepeda angin dengan para pejalan kaki, ke depan keduanya akan dipisah. “Para pesepeda kami persilakan untuk melintas di jalur lambat, sedangkan pejalan kaki di jalur cepat. Itu untuk meminimalisasi konflik antara pesepeda dan pejalan kaki,” paparnya.

Sementara itu, masih banyaknya kendaraan bermotor yang melintas di lokasi CFD, juga tak lepas dari perhatian. Pihaknya meminta kepada para petugas jaga, untuk memperingatkan para pengendara tersebut untuk tidak masuk ke kawasan CFD. Jika terpaksa mereka harus melintas, sebisa mungkin mesin kendaraan dimatikan lalu menuntunnya.

Memaksimalkan Area
Perpanjangan jalur CFD, imbuh Sudiyarsono, sementara disepakati untuk tidak diperpanjang. Pihaknya terlebih dahulu akan memaksimalkan area yang sudah ada. Soal itu, pihaknya perlu mendiskusikannya lebih lanjut dan melihat pelaksanaan CFD ke depan. “Kalau perlu diperpanjang, maka akan diperpanjang. Tapi saat ini masih dipertahankan,” katanya.

Untuk penataan di segmen dua, yakni sebagai kawasan pajangan produk unggulan Klaten, akan lebih dimaksimalkan. Pasalnya, pada CFD perdana Minggu lalu, masih banyak tenda yang disediakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), yang masih kosong. Beberapa pemilik produk unggulan itu, mendapatkan informasi bahwa CFD akan ditunda. Namun ternyata yang ditunda hanya launching-nya. Padahal, kata Sudiyarsono, ada pegiat UMKM yang sudah siap untuk pameran, tapi batal hanya karena miskomunikasi.

Untuk urusan pengamanan, Dishub akan lebih tegas dalam mengatur keluar masuknya kendaraan bermotor serta masih banyaknya kendaraan yang parkir di jalur lambat. “Petugas kemananan lebih baik sosialisasi secara pelan-pelan. Ke depan kalau masyarakat sudah tahu, maka akan mapan sendiri,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya