Soloraya
Kamis, 18 Juli 2013 - 11:59 WIB

EVENT BUDAYA SOLO : Walikota Menegaskan Evaluasi Dilakukan karena Banyak yang Molor

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Walikota Solo F.X. Hadi Rudyatmo (Burhan Aris Nugraha/JIBI/dok)

Walikota Solo F.X. Hadi Rudyatmo (Burhan Aris Nugraha/JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota Solo berencana mencoret sejumlah agenda budaya. Hal itu menyusul semrawutnya pelaksanaan sejumlah event budaya di Kota Bengawan. Selain tidak berjalan maksimal, beberapa agenda terbukti lepas dari penjadwalan awal.

Advertisement

Walikota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, dalam sesi dinamika 103 Solopos FM, Kamis (18/7/2013) mengungkapkan bahwa pelaksanaan event yang molor dari jadwal awalnya, menjadi pertimbangan utama dari evaluasi ini. Selain itu, proses penyelenggaraan tidak maksimal, dan anggaran event juga dikurangi juga menjadi pertimbangan evaluasi.

“Sedikitnya 4 event yang molor dari jadwalnya. Selain Solo Batik Fashion yang molor hampir sebulan, juga ada Kirab Budaya, Festival Dolanan Bocah dan Solo Kampung Art,” jelas Walikota.

Walikota menegaskan jika penyelenggraan event seharusnya tepat jadwal. Hal ini karena kalender budaya kota Solo, telah disusun setahun sebelumnya. Kalender ini juga telah dipublikasikan secara luas, sehingga banyak wisatawan mancanegara yang kecewa saat telah tiba di Solo, dan ternyata event yang akan disaksikan berubah waktu ataupun berpindah lokasi.

Advertisement

“Hal ini akan pengaruhi citra Solo, yang hingga saat ini brandingnya sudah bagus. Lebih parah lagi jika pengunduran waktu dilakukan tanpa pemberitahuan ke khalayak,” papar Walikota yang biasa disapa Rudy ini.

Sejumlah stakeholder, mulai dari kalangan biro wisata, perhotelan hingga seniman akan dikumpulkan bersama, untuk menyusunan kelender event 2014 mendatang. Dengan pelibatan pihak-pihak tersebut, Walikota berharap penyelenggaraan event pada 2014 akan lebih optimal.

Sementara itu, pendengar Solopos FM memiliki pendapat beragam terkait rencana penghapusan sejumlah event budaya ini. Adi di Sukoharjo berpendapat jika event-event di Solo saat ini hanya kejar kuantitas, tanpa memperhatikan kualitas.

Advertisement

“Event di Solo seperti nggak punya tema. Misal SIPA atau SIEM pakai tema ganti-ganti tapi isi materi acara sama. Tema hanya tempelan dan biar keliatan keren. Mungkin bagi EO nya sekedar proyek?” ungkap Antok, pendengar di Solo.

Sedangkan Tari di Solo, tidak setuju dengan penghapusan sejumlah evet budaya di Solo. Tari khawatir jika penghapusan ini akan menenggelamkan budaya Solo. Menurutnya lebih baik jika managemen event diperbaiki.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif