Soloraya
Senin, 22 Agustus 2022 - 16:03 WIB

Ewuh Grubyukan, Bagian Tradisi Pernikahan Jawa di Wonogiri

Ita Cika Amalina  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Contoh pelaksanaan ewuh grubyukan. (Istimewa/youtube.com channel DSV SOTING)

Solopos.com, WONOGIRIGrubyukan merupakan tahapan upacara perkawinan sebelum pelaksanaan acara resepsi pernikahan di Wonogiri. Grubyukan berarti suatu tradisi tolong-menolong membantu pihak keluarga perempuan saat melaksanakan acara resepsi pernikahan.

Grubyukan dilakukan oleh keluarga calon pengantin laki-laki dengan mengikutsertakan kerabat keluarga, baik dari laki-laki maupun perempuan. Ewuh grubyukan berasal dari bahasa Jawa, yaitu ewuh yang berarti acara dan grubyukan yang berarti rombongan.

Advertisement

Ewuh grubyukan dilaksanakan ketika laki-laki akan menikahi perempuan dengan cara membawa rombongan yang jumlahnya sudah disepakati bersama antara kedua orang tua atau besan. Ewuh grubyukan dilakukan dengan mengantarkan calon pengantin laki-laki untuk melaksanakan ijab kabul.

Dilansir dari artikel berjudul Analisis Makna Simbolik Tradisi Ewuh Grubyukan pada Adat Pernikahan Ernis Jawa Wonogiri di Desa Sido Mulyo batumarta VII Kec. Madang Suku III OKU Timur oleh Agustin Eka Valentin, Bianca Virgiaba, dan Darwadi MSS pada 2021, ewuh grubyukan juga dilaksanakan membantu meringankan biaya pernikahan.

Advertisement

Dilansir dari artikel berjudul Analisis Makna Simbolik Tradisi Ewuh Grubyukan pada Adat Pernikahan Ernis Jawa Wonogiri di Desa Sido Mulyo batumarta VII Kec. Madang Suku III OKU Timur oleh Agustin Eka Valentin, Bianca Virgiaba, dan Darwadi MSS pada 2021, ewuh grubyukan juga dilaksanakan membantu meringankan biaya pernikahan.

Dalam prosesi grubyukan, terdapat tiga amplop tertutup yang akan diberikan oleh pihak pengantin laki-laki kepada pihak pengantin perempuan.

Baca Juga: Susuk Wangan, Daya Tarik Wisata di Air Terjun Girimanik Wonogiri

Advertisement

Ketiga, amplop urun serakah di mana amplop ini diberikan kepada orang tua pengantin perempuan untuk kebutuhan dapur.

Tiap prosesi ewuh grubyukan memiliki maknanya masing-masing. Salah satunya mengenai syarat pelaksanaan ewuh grubyukan, yaitu jenang atau wajik. Jenang atau wajik bermakna sebagai mujahadah perjuangan hidup suami istri dalam kehidupan rumah tangga.

Ewuh grubyukan juga dilaksanakan menjalin silaturahmi antara keluarga dan masyarakat. Dalam pelaksanaan tradisi tentunya terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi, syarat-syarat tersebut di antaraya jadah, pisang raja, lemper, wajik, dan sepasang ayam jago.

Advertisement

Baca Juga: Seni Pertunjukan di Wonogiri Diusulkan Jadi Sektor Unggulan, Bisa?

Tradisi ewuh grubyukan sudah diwariskan secara turun-temurun. Tujuannya, baik untuk rasa tolong menolong, kebersamaan, serta perjuangan suami istri yang sudah berumah tangga agar tetap bersama dalam keadaan apapun.

Selain itu, mempelai dapat meminta kepada Tuhan mengenai pernikahan agar tidak putus asa dan merekatkan diri satu sama lain.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif