Solopos.com, SOLO–Masjid Sheikh Zayed Solo menjadi magnet kuat bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Solo. Sepanjang 2023, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed Solo terbanyak dibandingkan destinasi wisata lain, yakni mencapai tiga juta orang.
Masjid Sheikh Zayed Solo yang terletak di Cinderejo, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari resmi dibuka untuk masyarakat pada awal Maret 2023. Masjid Sheikh Zayed Solo diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Mohamed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ).
Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius
Masjid kebanggan wong Solo ini memiliki 82 kubah dengan ornamen batu pualam putih itu tak hanya menyedot perhatian umat muslim di Kota Solo melainkan luar daerah Soloraya. Masjid tersebut menjadi destinasi wisata baru yang memiliki daya tarik kuat bagi wisatawan lokal atau domestik.
Saat berkunjung ke Kota Bengawan, mereka menyempat diri mengunjungi masjid. “Destinasi wisata yang paling banyak menyedot wisatawan, yakni Masjid Sheikh Zayed Solo. Lebih dari 3 juta orang sepanjang 2023. Padahal, baru dibuka resmi pada Maret. Artinya, baru beroperasi sembilan bulan, namun berkontribusi paling tinggi di sektor pariwisata,” kata Kepala Bidang (Kabid) Destinasi dan Pemasaran Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solo, Gembong Hadiwibowo, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (18/1/2024).
Gembong membandingkan capaian jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi lain di Kota Solo. Solo Safari yang menawarkan pengalaman menyenangkan saat berinteraksi dengan beragam jenis satwa menduduki peringkat dua. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Solo Safari sebanyak 557.221 orang.
Kemudian, Pura Mangkunegaran yang dikunjungi 157.578 orang setahun setahun. “Khusus untuk Lokananta, jumlah wisatawan yang berkunjung belum signifikan karena diresmikan pada pertengahan 2023.
“Yang paling fantastis Masjid Sheikh Zayed Solo karena mampu menyedot wisatawan dari berbagai daerah,” ujar dia.
Geliat sektor pariwisata berdampak pada industri hospitality yang meningkat tajam saat weekend dan peak season. Tingkat okupansi hotel mulai startup jaringan hotel hingga hotel bintang tiga terkerek naik. Belum lagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ketiban rezeki tatkala para pelancong membanjiri Kota Bengawan.
“Kondisi ini tentu berimplikasi pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Solo. Para wisatawan pasti mampir untuk kulineran saat malam hari. Omzet pelaku UMKM kuliner juga meningkat tajam,” papar dia.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
