Soloraya
Rabu, 4 Desember 2013 - 07:29 WIB

FASILITAS DIFABEL : Walah, Bus Difabel Kok Tidak Ramah Difabel

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Dishub Solo memeriksa Bus Begawan Abiyasa, bus untuk difabel, Selasa (2/12/2013). (JIBI/Solopos/Maulana Surya)

Solopos.com, SOLO–Bus untuk difabel Begawan Abiyasa resmi diluncurkan oleh Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, bersama puluhan difabel di depan Kantor Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Solo, Selasa (3/12/2013) siang. Dua unit bus eks-ASEAN Para Games (APG) itu diplot menjadi sarana wisata kaum disabilitas.

Sayangnya, akses bus buatan China ini belum sepenuhnya ramah difabel. Pantauan Solopos.com, para difabel berkursi roda masih kesulitan memasuki pintu bus. Meski telah diberi tangga miring, mereka masih perlu didorong saat menuju bus. Padahal sebelumnya bus ini digadang-gadang ramah difabel karena berkonsep low deck (sasis rendah). “Jalurnya susah, kurang landai. Enggak bisa masuk sendiri,” ucap seorang siswa YPAC, Raihan, 14.

Advertisement

Meski akses belum memadai, Raihan mengaku senang dengan kehadiran bus tersebut. Menurutnya, dia bersama teman-teman bisa sering bertamasya menaiki bus keluaran 2011 itu. “Biasanya kami hanya liburan setahun sekali,” akunya.

Kepala SLB-D YPAC, Endang Murtiningsih, mengatakan ruangan bus cukup nyaman dan luas bagi kaum difabel. Hanya, dia menyayangkan akses masuk bus yang kurang representatif. Menurutnya, tingkat kemiringan akses terlalu besar sehingga menyulitkan difabel mengakses bus secara mandiri. “Apalagi buat turun anak-anak, kalau tidak dipegangi bisa ngglondor,” tuturnya.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad, mengaku tidak mengubah bentuk bus hibah Pemprov Jateng tersebut. Pihaknya hanya memberi aksen eksterior berupa karakter pewayangan Begawan Abiyasa. “Kami pikir bus ini sudah ramah difabel karena pernah dipakai di ajang APG,” ujarnya.

Advertisement

Pihaknya memastikan tidak memungut bayaran bagi difabel yang ingin memakai bus itu. Ihwal teknis penggunaan, pihaknya menyerahkan pada pengurus difabel untuk mengkoordinasi. Di sisi lain, Yosca berencana menggunakan bus sebagai sarana wisata reguler di sela pemanfaatan bagi difabel. “Saat tidak dipakai (difabel) bisa untuk wisata biasa. Biayanya sesuai Perda saja, Rp20.000 untuk reguler dan Rp800.000 carter.” Yosca menambahkan Begawan Abiyasa hanya mampu melayani rute jalan protokol karena terhambat ukuran bus.

Wali Kota, F.X. Hadi Rudyatmo, yang siang itu turut mengendalikan salah satu bus, memilih nama Begawan Abiyasa karena tokoh pewayangan itu disebut sebagai bapak kaum difabel. Meski terlahir dengan fisik cacat, imbuhnya, Abiyasa mampu menjadi tokoh pewayangan yang disegani. “Harapannya bus ini bisa memberi inspirasi serupa bagi kalangan difabel.”

Spesifikasi Bus Difabel
Nama         : Begawan Abiyasa
Kapasitas    : 25 tempat duduk, 10 kursi roda
Keluaran    : China, tahun 2011
Bodi        : Panjang 12,5 meter, lebar 1,9 meter
Konsep    : Low deck (sasis rendah)
Rute        : Jl. Slamet Riyadi, Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Urip Sumoharjo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif