Soloraya
Rabu, 13 Januari 2016 - 19:00 WIB

FASILITAS KESEHATAN SOLO : Warga Kratonan Tolak Pembangunan RS Siloam

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Fasilitas kesehatan Solo, warga Kratonan, Serengan menolak rencana pembangunan RS Siloam di Jl. Honggowongso, Solo.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah warga Kelurahan Kratonan, Kecamatan Serengan, menolak pendirian rumah sakit internasional yang dikelola PT Siloam International Hospitals Tbk. Protes penolakan ditunjukkan warga dengan aksi membentangkan beberapa spanduk di depan bakal bangunan rumah sakit yang berlokasi di Jl. Honggowongso, Rabu (13/1/2016).

Advertisement

Ketua RT 005/RW 004 Kelurahan Kratonan, Ali Afandi, menuturkan salah satu poin keberatan warga adalah dampak lingkungan pascapendirian rumah sakit bertaraf internasional di dekat kawasan padat penduduk.

“Isunya mau dibangun gedung bertingkat 23 lantai. Dampak pembangunan pasti banyak sekali. Terutama soal air tanah. Gedung bertingkat pasti memanfaatkan sumur dalam. Di sini lokasinya padat penduduk. Kasihan nanti anak cucu kami kalau pembangunan tetap dilanjutkan,” terangnya saat berbincang dengan wartawan di sela aksi pemasangan spanduk penolakan pendirian RS Siloam.

Selain perkara air tanah, Ali mengutarakan poin kekhawatiran lain warga adalah masalah pengelolaan limbah dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). “Pengelolaan limbahnya, amdal, dan lalu lintas di sekitar sini nanti juga pasti terdampak pembangunan,” tambahnya.

Advertisement

Ali mengatakan selama ini warganya tidak pernah diajak berembuk terkait pendirian rumah sakit internasional yang mepet dengan tempat tinggalnya. “Sampai sekarang kami tidak pernah diajak omong-omong. Harusnya sosialisasi sampai kemana-mana [seluruh elemen masyarakat Kelurahan Kratonan]. Nyatanya sampai sekarang tidak ada,” keluhnya.

Disinggung soal kompensasi, Ali menegaskan warganya menolak pemberian kompensasi dan berkukuh menolak pendirian rumah sakit yang izinnya telah diterbitkan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kota Solo.

“Infonya warga yang tinggal di belakang situ, kalau tidak salah sudah dapat kompensasi Rp7,5 juta/KK untuk pembongkaran. Kalau kami, tetap tidak bakal mau menerima kompensasi apa pun. Kasihan anak cucu kami nanti,” ujarnya.

Advertisement

Menurut Ali, bakal RS Siloam yang terletak di RT 005/RW 005 Kelurahan Kratonan sebelumnya merupakan hunian pribadi sebelum akhirnya dijual dan dimanfaatkan untuk gedung perusahaan percetakan.

Secara terpisah, Lurah Kratonan, Diah Widyastuti, saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, membeberkan wacana pendirian rumah sakit di lingkungannya sudah mengemuka 2015 lalu. “Gema sudah tahun kemarin. Sosialisasi kepada warga terdampak langsung sudah dilakukan pemrakarsa ke warga langsung,” terangnya.

Terkait protes yang dilayangkan sejumlah warganya, Diah mengatakan hal itu merupakan hak warga. “Setahu saya warga di belakang situ sudah bersepakat. Kalau ada yang berkeberatan itu hak mereka. Sosialisasi amdal terakhir bersama perwakilan warga kami juga diundang. Di sana tidak ada keberatan yang disampaikan warga,” kata dia.

Rumah Sakit Siloam bakal dibangun tahun ini dengan nilai investasi sekitar Rp400 miliar-Rp500 milar. Pembangunan rumah sakit internasional ini ditargetkan rampung dalam kurun waktu 18 bulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif