SOLOPOS.COM - Pejalan kaki melintasi pedestrian saat proses pembangunan di Jl. Kartini, Solo, Senin (16/11/2015). Pengendara bermotor mengeluhkan sempitnya jalan akibat dibangun pedestrian serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terlalu lebar menjorok ke ruas jalan. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Fasilitas publik Solo, pembangunan trotoar Jl. Kartini membuat semrawut di jalan itu.

Solopos.com, SOLO–Pembangunan Koridor Kartini yang berfungsi sebagai sarana pedestrian di jalur pendidikan direncanakan rampung pada Desember mendatang. Sejumlah warga mengeluhkan konsep pembangunan yang dinilai menambah keruwetan di kawasan tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan Solopos.com, Senin (16/11/2015), sejumlah pekerja masih menyelesaikan pemasangan gorong-gorong dan pembangunan saluran drainase. Sementara pemasangan paving di sepanjang koridor sepanjang 300 meter sudah hampir selesai.

Salah seorang pengguna Jl. Kartini, Tuti Riasari, 25, mengeluhkan kondisi lalu lintas selepas pembangunan fasilitas pejalan kaki sejak Oktober lalu.  “Jalannya jadi sempit sekali sejak pembangunan. Padahal masih banyak kendaraan yang parkir di kanan dan kiri jalan. Lalu lintasnya jadi ruwet sekali,” keluhnya.

Juru parkir (jukir) yang ditemui di Jl. Kartini, Bayu Samudro, menyebutkan puncak keruwetan lalu lintas biasanya terjadi pada jam pulang sekolah. “Paling ruwet sewaktu pulang sekolah. Banyak kendaraan parkir di barat dan timur jalan. Ditambah banyaknya anak sekolah yang dijemput. Lalu lintas jadi macet,” bebernya.

Bayu mengutarakan selama pembangunan berjalan, kasus kecelakaan kendaraan di tempat tersebut memang masih minim. Namun ia berharap pemerintah segera menata lalu lintas jalan agar tidak semakin semrawut.

“Awal pembangunan dulu pernah ada kendaraan yang serempetan di depan SMPN 3 Solo karena sama-sama susah mengalah. Jalannya kan berkurang sekitar dua meter di sebelah timur dan barat. Kalau kendaraan yang sudah biasa lewat sudah hafal dan berhati-hati. Sebaiknya lalu lintas ditata supaya lebih nyaman buat pengendara,” terangnya.

Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo, Agus Djoko Witiarso, mengatakan pembangunan Koridor Kartini sesuai amanat UU No.22/2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

“Sesuai amanat undang-undang, pemerintah wajib menyediakan kawasan pejalan kaki. Apalagi Jl. Kartini kawasan pendidikan. Wilayah tersebut butuh pedestrian untuk keamanan dan kenyamanan pelajar,” terangnya.

Agus mengemukakan pembangunan Koridor Kartini dilaksanakan secara bertahap dengan anggaran senilai Rp1,7 miliar. Selain untuk sarana pedestrian, imbuh Agus, koridor juga bermanfaat sebagai ruang publik dan penambahan ruang terbuka hijau (RTH).

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishubkominfo Solo, Ari Wibowo, mengungkapkan pihaknya akan mengevaluasi lalu lintas di Koridor Kartini. “Kami akan mengevaluasinya. Sementara ini belum ada arahan untuk membuat sistem satu arah. Saat membuat kebijakan nanti kami juga akan menyesuaikan prioritasnya untuk pejalan kaki,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya