Solopos.com, KLATEN—Bangunan di Waduk Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, dibangun dengan penuh filosofi. Kearifan lokal serta religiusitas menjadi filosofi yang pembangunan kawasan yang diresmikan Presiden Joko Widodo itu.
Terdapat delapan unit bangunan di area fasum Waduk Pidekso, yakni masjid, menara/gardu pandang, dan gedung. Gardu pandang setinggi 22 meter dibangun dengan desain khusus dan memiliki filosofi tersendiri. Desainnya mengadopsi bentuk watu ireng, bangunan seperti candi yang terdapat di Kabupaten Wonogiri.
Gardu pandang dibuat segitiga bermotif batik wonogiren. Bentuk segitiga memiliki filosofi ibadah harus selalu memuncak atau meningkat.
Baca Juga: Ada Museum dan Gardu Pandang di Area Fasum Waduk Pidekso Wonogiri
Baca Juga: Ada Museum dan Gardu Pandang di Area Fasum Waduk Pidekso Wonogiri
Orang yang ibadahnya semakin baik (semakin ke puncak) akan menjadi orang yang menenangkan. Seperti halnya gardu pandang, semakin ke puncak akan bisa melihat panorama yang indah dan mendapat ketenangan.
“Motif batik wonogiren yang merupakan motif batik khas Wonogiri bermakna bahwa Bendungan Pidekso dibuat khusus untuk menyejahterakan masyarakat Wonogiri. Diharapkan ke depan Bendungan Pidekso dapat memberi manfaat yang besar dan meningkatkan pendapatan masyarakat Wonogiri,” imbuh Eko.
Baca Juga: Final Piala AFF, Ayah Bek Timnas Fachrudin Prediksi Garuda Menang 1-0
“Masjid berukuran 25 meter x 25 meter memiliki daya tampung lebih kurang 400 orang [dalam kondisi normal atau tak berjarak],” ujar Eko.
Terkait apakah ke depan area fasum dibuka untuk umum atau tidak, hal tersebut bukan kewenangan PT PP selaku kontraktor proyek pembangunan waduk. Eko menyebut hal itu merupakan kewenangan BBWSBS.
Warga sekitar Waduk Pidekso, Mudji, 71, berharap Waduk Pidekso ke depan dijadikan destinasi wisata. Dengan begitu warga bisa membuka usaha untuk meningkatkan pendapatan. Menurut dia, area fasum potensial dijadikan tempat wisata.
Baca Juga: Nonbar Final Piala AFF, Keluarga Fachrudin Siapkan 400-an Nasi Bungkus
“Area perairan juga bisa dijadikan tempat wisata,” kata warga Desa Selomarto, Kecamatan Giriwoyo itu.