Soloraya
Senin, 5 September 2022 - 09:37 WIB

Fespin 2022 di Solo Usai, Perajin Payung dari Berbagai Daerah Meraup Untung

R Bony Eko Wicaksono  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aneka payung yang dipajang di Pura Mangkunegaran Solo dalam Festival Payung Indonesia 2022. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Para perajin payung unik dari berbagai daerah menangguk untung selama penyelenggaraan Festival Payung Indonesia (Fespin) 2022 di Pura Mangkunegaran Solo.

Rata-rata keuntungan yang didapat mencapai ratusan ribu rupiah selama tiga hari mulai 2 September-4 September.

Advertisement

Fespin 2022 melibatkan sekitar 80 kelompok seni dan komunitas kreatif di 50 daerah di Indonesia. Mereka membikin karya seni dan budaya yang ditampilkan saat Fespin.

Tak hanya dipamerkan, pengunjung bisa membeli payung hasil karya para perajin payung. Mereka juga bisa menawar harga payung yang ditawarkan para perajin.

Baca Juga: Romantisme Payung dan Kerajaan di Festival Payung Indonesia

Advertisement

Seorang perajin payung asal Tasikmalaya, Dadang mengatakan selama tiga hari, mampu meraup keuntungan bersih di atas Rp500.000. Menurut dia, pencinta payung tradisi di Solo dan sekitarnya cukup banyak. “Para pengunjung mampir dan melihat-lihat karya payung.

Jika ada yang cocok langsung dibeli. Biasanya, setelah menonton pertunjukan seni baru membeli payung,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (4/9/2022).

Harga kerajinan payung bervariatif tergantung ukuran, bahan, dan tingkat kesulitan produksi. Payung raksasa dengan diameter lebih dari tiga meter dibanderol jutaan rupiah. Sedangkan harga payung dengan ukir-ukiran khas Sunda dibanderol Rp350.000-Rp400.000.

Advertisement

Baca Juga: Potret Pembukaan Fespin 2022 di Mangkunegaran, Tampilkan Ragam Kreasi Payung 

Ajang Fespin, kata dia, mampu meningkatkan perekonomian para perajin payung. “Kami sudah sering terlibat langsung dalam event seni dan budaya. Terutama Fespin yang digelar secara rutin. Saat masa pandemi, tidak ada sama sekali event seni dan budaya,” ujar dia.

Direktur Mataya Art And Heritage sekaligus inisiator Fespin, Heru Prasetyo mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut menyukseskan Fespin 2022. Fespin kali ini mengangkat tema Kingdom and Umbrella yang memiliki makna payung berhubungan erat dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.

“Kami seklaigus meluncurkan buku berjudul Payung Tradisi Nusantara yang disusun oleh 29 penulis dari berbagai daerah. Mereka menulis esai yang erat hubungannya dengan payung. Dalam buku itu juga disusun roadmap tema penyelenggaraan Fespin selama 10 tahun mendatang,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif