SOLOPOS.COM - Tim juri melakukan penilaian dengan mencicipi rasa durian dan melihat tekstur durian dalam Festival Durian yang digelar di Balai Desa Matesih, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Sabtu (8/3/2014). (Indah SW/JIBI/Solopos)

Festival durian di Karanganyar menjadi salah satu agenda unggulan. Namun, tahun ini pelaksanaannya terancam batal.

Solopos.com, KARANGANYAR — Festival durian di Karanganyar terancam batal diselenggarakan karena panen durian di sejumlah wilayah penghasil durian di Karanganyar terbatas dan kualitas buah buruk.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu penyebabnya adalah cuaca ekstrem. Curah hujan tinggi menyebabkan bunga gagal berkembang. Otomatis tidak banyak durian di pasar. Kalaupun ada, kualitas durian tidak terlalu bagus. Kondisi ini menyebabkan harga buah berduri melambung. Harga durian bervariasi antara Rp45.000-Rp120.000 per buah tergantung ukuran.

Salah satu warga Girilayu, Matesih, E. B. Santosa, mengatakan memiliki dua pohon durian. Namun hasil panen menurun dibanding tahun lalu. “Satu pohon bisa menghasilkan ratusan buah tahun lalu. Kalau sekarang hanya sepuluh buah per pohon. Harganya otomatis mahal,” kata Santosa saat ditemui wartawan, Senin (23/2/2015).

Namun, kondisi itu tidak hanya terjadi di Matesih. Sejumlah wilayah penghasil durian lainnya mengalami hal serupa. Pantauan Solopos.com di Dusun Tebuireng, Desa Genengan, Jumantono, tidak banyak warga menjajakan durian di depan rumah.

Padahal wilayah itu terkenal sebagai salah satu penghasil durian di Jumantono. “Duriannya enggak banyak. Kalau pun ada, enggak semua buahnya bagus. Ini banyak yang busuk. Harganya juga mahal. Saya jual Rp35.000-Rp75.000 tergantung ukuran,” kata salah satu penjual durian yang mengaku bernama Yamti.

Camat Matesih, Sugeng Raharto, mengungkapkan Bupati Karanganyar pernah meminta menyelenggarakan festival durian dan duku. Namun, dia mengaku belum berani menyelenggarakan kegiatan itu.

Alasan utamanya kuantitas durian dan duku terbatas. Selain itu kualitas durian tidak seperti tahun lalu. “Hasil panen menurun hingga 50% dibanding tahun lalu. Rasa buah hambar karena diguyur hujan. Untuk itu kami belum dapat memastikan apakah festival buah akan diadakan tahun ini. Padahal banyak yang menantikan [festival durian],” ujar dia saat ditemui wartawan di ruang kerjanya.

Kondisi serupa terjadi pada buah duku. Sugeng menuturkan hasil panen kurang bagus dan tidak panen bersama-sama. Padahal Desa Plosorejo adalah salah satu penghasil duku di Matesih. Duku dari Plosorejo dijual hingga Bali. “Hasilnya [duku] tidak terlalu baik dan enggak panen bersama-sama. Kondisi ini ternyata terjadi di semua wilayah di Karanganyar. Kalau kondisi seperti ini, bagaimana mau mengadakan festival,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya