SOLOPOS.COM - Ilustrasi penonton mengantre menonton karya-karya Festival Film Solo (festivalfilmsolo.com)

Solopos.com, SOLO–Penyelenggaraan Festival Film Solo (FFS) 2014, mulai digelar di Teater Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Rabu-Sabtu (7-10/5/2014). Menginjak tahun keempatnya, penyelenggara FFS 2014 mulai menerapkan sistem penjualan tiket (ticketing) bagi pertunjukan di sesi Pemutaran Utama dan Tarung Solo!.

Penonton yang ingin melihat pertunjukan tersebut bisa mendapatkan tiket senilai Rp5.000/sesi pemutaran. Tiket tersebut disediakan panitia di Sekretariat FFS yang terletak di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), mulai Kamis (8/5) pukul 06.00 WIB-12.00 WIB, dan di Teater Besar ISI Solo, selepas pukul 12.00 WIB.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Koordinator Venue dan Pemutaran FFS 2014, Ana Maharani, mengutarakan penjualan tiket tersebut dibatasi untuk 500 kursi sesuai kapasitas ruang pertunjukan. Menurutnya, penerapan sistem tiket tersebut sebagai upaya edukasi bagi penonton dan sarana membangun apresiasi bagi pemilik film yang diputar di festival tersebut.

“Hasil penjualan tiket tersebut nantinya akan kami bagi bersama kepada pemilik film,” jelas Ana, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (6/5).

Menurut Ana, pihaknya baru secara perdana menerapkan sistem tiket dalam gelaran tahunan tersebut. Untuk menyiasati praktik percaloan selama festival berlangsung, penyelenggara menyediakan calo resmi dan membatasi pembelian tiket maksimal empat lembar/sesi.

“Ada dua calo resmi yang kami sediakan di sekitar loket pembelian tiket. Mereka nantinya yang akan membantu mengurangi antrean,” jelas Ana.

Disinggung mengenai kemungkinan penurunan jumlah penonton pada penyelenggaraan FFS 2014, Ana mengungkapkan penyelenggara telah mengantisipasi hal tersebut.

“Tahun ini selain ada sistem tiket, kami juga menerapkan aturan yang lebih ketat. Penonton yang terlambat lebih dari 10 menit, tidak diperkenankan masuk. Mungkin tahun ini penontonnya memang akan lebih sedikit,” ungkapnya.

Data yang dilansir pengelola FFS mencatat penyelenggaraan FFS 2011 menyedot 1.976 orang, FFS 2012 ditonton 3.852 orang, sedangkan FFS 2013 menggaet 5.452 orang. Sebanyak 20 film bakal diputar selama empat hari penyelenggaraan festival, termasuk di antaranya 10 nomine jawara kategori Ladrang dan Gayaman.

Film yang akan bersaing di Kategori Ladrang diantaranya A Lady Caddy Who Never Saw a Hole in One

(Yosep Anggi Noen, 2013), Gula-gula Usia (Ninndi Raras, 2014), Onomastika (Loeloe Hendra, 2014), Polah (Arie Surastio, 2014), dan Udhar (Tunggul Banjaransari, 2014). Film tersebut bakal ditentukan pemenangnya oleh juri yang terdiri dari Seno Gumira Ajidarma, Sheila Timothy, dan Hikmat Darmawan.

 

Sementara film yang akan bersaing di Kategori Gayaman diantaranya 10-11 (Tia Liztiawati, 2014), Battle (Fiqi Kurnia Rachman, 2013), Indie Bung!! (Yuleo Rizky, 2014), Indo Nesia? (Zed Ridlo, 2014), Pegang Tangan (Yakobus Latulola & Pamela Kastanya, 2013). Jawara film tersebut nantinya akan ditentukan juri yang terdiri dari Senoaji Julius, Arnellis, dan Steve Pillar Setiabudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya