Soloraya
Minggu, 20 November 2011 - 20:01 WIB

Festival Getek, mengenang kejayaan Bengawan Solo

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GETEK FESTIVAL-Rombongan peserta Bengawan Solo Getek Festival menyusuri aliran Bengawan Solo dari Ngepung, Pasar Kliwon menuju Jurug, Jebres, Minggu (20/11/2011). Kegiatan yang rencananya akan dijadikan agenda tahunan tersebut diikuti 40 peserta. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Solo masa depan adalah Solo masa lalu. Tag line itu menjadi jiwa dalam pembangunan Solo saat ini, yakni bahwa untuk menggapai masa depan, caranya adalah dengan menghidupkan kembali kejayaan masa lalu. Hal itu seperti tampak pada penyelenggaraan Bengawan Solo Gethek Festival yang digelar Minggu (20/11/2011).

Advertisement

Pada masa jayanya sekitar abad 18-19, Bengawan Solo memiliki kedudukan sangat penting untuk lalu lintas perdagangan. Bisa dibayangkan, berbagai alat transportasi sungai saat itu seperti getek dan perahu lalu lalang membawa berbagai barang, mulai hasil bumi hingga kain batik. Para saudagar, pedagang, bangsawan dalam bermacam busana, maupun satang (pengendali getek) berseliweran di pelabuhannya.

Suasana serupa itulah yang pada Minggu pagi menjelang siang itu coba dihidupkan kembali melalui acara bertajuk Bengawan Solo Getek Festival dengan kalimat terakhir syair lagu Bengawan Solo ciptaan sang maestro Keroncong, almarhum Gesang, sebagai ruh. Itu perahu…riwayatmu dulu. Kaum pedagang selalu naik itu perahu.

Acara itu cukup mampu menyedot perhatian masyarakat. Sejak pagi, masyarakat sudah memenuhi tepian Sungai Bengawan Solo wilayah Ngepung di perbatasan Sangkrah dan Semanggi yang difungsikan sebagai pelabuhan. Mereka datang untuk menyaksikan persiapan pemberangkatan para peserta festival.

Advertisement

Salah satu gethek yang di atasnya ada beberapa gunungan penuh sayur-mayur dan buah-buahan serta hasil bumi lainnya. Getek itu diperuntukkan khusus bagi Walikota Solo, Joko Widodo dan Wakil Walikota, FX Hadi Rudyatmo.

Begitu Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, acara langsung dimulai. Satu per satu getek yang dikendalikan oleh para satang itu meluncur beriringan. Di antara peserta ada yang menampilkan musik dari bambu dan ada pula yang menampilkan musik barongsai berikut petasannya.

Perjalanan sejauh kurang lebih 5 km sampai ke Taman Ronggowarsito di Kelurahan Pucangsawit itu ditempuh dalam 1,5 jam. Ketika iring-iringan tiba di pemberhentian terakhir itu, mereka disambut oleh tepuk tangan yang sudah menunggu cukup lama.

Advertisement

Festival getek itu memang baru kali pertama digelar. Namun Pemkot berharap event itu bisa terus dihidupkan, menjadi bagian dari tradisi masyarakat, hingga menjadi agenda tetap pariwisata di Solo. “Dalam hal ini, tentunya kami berharap turis-turis dari negara-negara yang punya ikatan emosi dan kenangan dengan Bengawan Solo seperti Jepang dan Belanda bisa makin rutin datang. Acara ini akan jadi agenda tahunan dan terus dievaluasi agar selalu memberi suguhan lebih menarik,” kata Widdi.

(shs)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif