SOLOPOS.COM - Rakit yang ditumpangi Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo dan sejumlah pejabat Muspida menyusuri Sungai Bengawan Solo di Sewu, Jebres, Solo, Minggu (10/11/2015) saat acara Bengawan Solo Gethek Festival. Festival yang diadakan dari Ngepung hingga Jurug itu bertujuan mendekatkan masyarakat serta memahami kembali keberadaan Sungai Bengawan Solo. (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Elevasi Sungai Bengawan Solo masih tinggi beberapa hari terakhir. Meski demikian, jika masih berada di bawah 6 meter, pergelaran Festival Gethek bisa terus berlanjut.

Ditemui sejumlah wartawan di Kampung Ngepung, Sewu, Jebres, Kamis (6/3/2014), Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) S0lo, Eny Tyasni Suzana, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Eny juga mengaku mendapatkan saran dari BBWSBS yang meminta festival ditunda apabila ketinggian permukaan air di atas 6 meter. “Tinggi yang paling sempurna untuk festival seperti saat ini [Kamis siang] sekitar 4 meter. Tapi kalau lebih tinggi, festival tetap bisa digelar asal di bawah 6 meter,” jelasnya.

Eny juga mengimbau para peserta Festival Gethek bisa berenang. “Kami menyediakan pelampung untuk peserta. Mereka harus memakai pelampung saat naik getek,” imbuh Eny.

Sementara itu, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Solo, Dono Tumpo mengatakan debit air empat meter terbilang cukup tinggi untuk getek. “Kalau untuk perahu segitu tidak masalah, tapi kalau untuk getek cukup tinggi,” kata Dono.

Setiap tiga hingga empat jam, kata dia, elevasi air sungai bisa berubah tergantung cuaca. “Kalau Klaten banjir misalnya, kan area sini [Ngepung] bisa naik elevasinya. Makanya kami tempatkan petugas sekitar 10 kilometer dari start. Dengan harapan ketika air datang dari atas, kami bisa segera ungsikan peserta dan menunda festival,” imbuh dia.

BPBD menerjunkan tujuh perahu karet untuk mengawal peserta dan satu perahu karet yang bertugas berkeliling lintasan festival. “Karena ada 30 getek, tiap empat hingga lima getek dikawal satu perahu karet. Setiap lima meter di dua sisi sungai juga dijaga seorang petugas. Jarak antara petugas satu dengan yang lain cukup rapat,” terang Dono.

Dono juga mengatakan sebuah posko akan didirikan di Kampung Ngepung. “Posko ini salah satu tugasnya adalah menerima informasi dari petugas di Waduk Gajah Mungkur. Kalau-kalau sewaktu-waktu pintu air dibuka,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya