SOLOPOS.COM - Lahan persawahan yang masih hijau di tengah musim kemarau Desa Krasak, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Sabtu (14/10/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah

Solopos.com, BOYOLALI — Desa Krasak yang berada di ujung utara Kecamatan Teras, Boyolali, dan berbatasan dengan Kabupaten Semarang, menggelar festival pangan sebagai bagian upaya menuju kedaulatan pangan desa. Krasak tercatat telah mencapai swasembada beras meski sebagian besar lahannya termasuk lahan sawah kering.

Produksi berasnya surplus sehingga bisa memasok ke desa-desa lain. Namun, Desa Krasak belum bisa dikatakan sepenuhnya berdaulat pangan karena di beberapa kebutuhan lain masih defisit.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pemerintah Desa Krasak bersama pemuda setempat berkolaborasi dengan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) dan World Research Indonesia (WRI) menggelar Festival Pangan di lapangan desa setempat pada Sabtu (14/10/2023).

Saat Solopos.com menyambangi festival tersebut, deretan infografis terkait situasi pangan di Desa Krasak menyambut para tamu yang hadir. Deretan infografis yang terpampang di pintu masuk Festival Pangan adalah hasil riset pemuda setempat yang memotret situasi pangan di Krasak.

Festival Pangan Desa Krasak, Teras, Boyolali, tersebut digelar berkat kolaborasi antara pemerintah desa, pemuda karang taruna setempat, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) dan World Research Indonesia (WRI).

Dalam infografis disampaikan produksi gabah kering panen (GKP) di Desa Krasak pada masa panen I atau Januari-Maret mencapai 400 ton. Lalu pada masa panen II atau Juni-Agustus sebanyak 570 ton, dan masa panen III atau September-Desember mencapai 597,5 ton.

Total 1.587,5 ton GKP diproduksi di lahan warga Desa Krasak. Jumlah tersebut lalu dikonversi dan menjadi 1.294,76 gabah kering giling (GKG) atau 826,57 ton. Sedangkan jumlah konsumsi beras di Krasak sebanyak 361,55 ton sehingga ada surplus 465 ton.

Kepala Desa (Kades) Krasak, Suparno, menyatakan hasil panen padi yang melimpah karena irigasi air di desanya tidak pernah berhenti mengalirkan air.

Panen Padi 3 Kali Setahun

“Sumber airnya berasal dari Umbul Ngrancah, jadi irigasi di Krasak ini dari sana. Makanya setahun bisa panen padi tiga kali, jadi bukan padi-padi-palawija,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com di lokasi acara, Sabtu.

Lebih lanjut dalam festival pangan Desa Krasak, Boyolali, tersebut juga dipaparkan hasil riset para pemuda didampingi KRKP dan WRI. Hasil riset pemuda setempat itu lalu dipaparkan kepada masyarakat sekaligus Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali, Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, dan juga Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

festival pangan krasak boyolali
Seorang warga melihat infografis yang ditampilkan di Festival Pangan Desa Krasak, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Sabtu (14/10/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Koordinator KRKP, Said Abdullah, memaparkan walaupun dari segi beras sudah surplus, dari komoditas lain masih ada yang defisit. Dari riset kolaborasi tersebut diketahui Desa Krasak memiliki lahan pertanian kering seluas 107,19 hektare.

Lahan pertanian kering itu lebih luas dibandingkan lahan sawah basah yang seluas 95 hektare. “Optimalisasi di lahan kering masih belum cukup kuat. Nah, ini mungkin PR [pekerjaan rumah] kami semua di Krasak bagaimana memanfaatkan lahan kering,” kata dia.

Berdasarkan riset yang disampaikan dalam Festival Pangan itu, konsumsi ikan lele masyarakat Desa Krasak, Boyolali, dalam setahun tercatat 11,32 ton. Namun, produksi lele dalam setahun hanya 0,9 ton. Padahal, menurutnya, produksi lele bisa dilakukan dalam skala kecil misalnya dengan kolam terpal.

Kemudian, produksi sayuran di Krasak hanya memenuhi 65 persen kebutuhan konsumsi warga. Sisanya didatangkan dari Cepogo, Boyolali. Padahal, lahan kering bisa dimanfaatkan untuk memenuhi sayuran sendiri di Krasak.

Kemudian, kebutuhan lauk sebanyak 60 persen dibeli dari luar desa, sedangkan sisanya dari dalam desa. Menurut Said, dengan pemanfaatan lahan kering di Krasak ada potensi untuk memproduksi sayuran di dalam desa.

4 Pilar Kedaulatan Pangan

“Dari konteks desa, lebih baik bisa produksi sendiri. Bisa mengurangi pengeluaran juga kan di skala rumah tangga,” kata dia.

Berdasarkan neraca pangan per tahun di Krasak, diketahui produksi daging ayam potong sebanyak 84 ton sedangkan konsumsinya 8,8 ton. Lalu, produksi tahu 54,75 ton sedangkan konsumsi 40 ton, produksi lele per tahun 0,9 ton sedangkan konsumsinya 11,32 ton.

Dalam festival tersebut, Said menyampaikan situasi pangan Desa Krasak, Boyolali, selain diukur melalui neraca pangan juga dilihat dari indeks kedaulatan pangan. Pencapaian kedaulatan pangan berdasarkan empat pilar di Desa Krasak mencapai 67 persen.

Empat pilar tersebut yaitu akses terhadap sumber daya berkelanjutan dengan skor 70 persen, pertanian berkelanjutan dengan skor 59 persen, sistem pangan lokal 76 persen, dan perdagangan yang adil dengan skor 73 persen

Dari riset yang dilakukan, ada beberapa hal yang menjadi refleksi bagi KRKP yaitu bagaimana bisa mendorong proses produksi yang berkelanjutan dengan memulai pada demonstration plot (demplot) lahan pertanian berkelanjutan untuk dijadikan contoh.

Kemudian, pemanfaatan pekarangan di Krasak juga memiliki potensi besar untuk kedaulatan pangan. “Jadi terkait model pertanian keluarga, di global sendiri sudah ada gerakan yang mendorong pertanian di tingkat rumah tangga. Bisa jadi, kalau ini jalan, Krasak bisa jadi pionir produksi pangan di tingkat keluarga,” kata dia.

Ditemui terpisah seusai acara, Said menyampaikan pendampingan KRKP ke pemuda Desa Krasak tidak hanya pada tahun ini tetapi berkelanjutan. Ia berencana mengajak para pemuda memanfaatkan lahan pertanian kering untuk membantu menambal defisit neraca pangan di Krasak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya