SOLOPOS.COM - Penari dan model tampil dalam peluncuran Festival Payung Indonesia 2017 di Bandara Adi Soemarmo, Sabtu (2/9/2017). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Ratusan payung cantik menghiasi Bandara Adi Soemarmo sebagai sarana promosi Festival Payung  2017.

Solopos.com, SOLO — Alunan lagu berjudul Sekar yang diciptakan Peni Candrarini melantun lembut di lobi Bandara Adi Soemarmo, Sabtu (2/9/2017) pagi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Delapan model berjalan beriringan dari dalam lobi ke teras lobi. Masing-masing membawa payung tradisional dengan kanopi berbahan kain tradisional.

Pakaian mereka pun tak sama. Masing-masing mengenakan kain dari berbagai daerah seperti kain lurik, kain jumputan, kain tenun Sumbawa, dan lain-lain.

Setelah tiba di teras lobi, delapan model tersebut terpisah menjadi dua baris dan saling berjauhan. Satu penari berdiri di tengah dan mulai melenggak-lenggok mengikuti irama musik.

Pewarta foto dan pehobi foto asyik menjepret mereka dengan kamera masing-masing. Pengunjung bandara dan calon penumpang pesawat tak mau kalah. Mereka mengeluarkan gawai dan mulai mengabadikan suguhan tersebut dengan merekamnya ataupun memfotonya.

Suasana kaku dan tertib khas bandara cair seketika karena polah para penari tersebut. Pemandangan yang cukup menarik juga terlihat pada interior bandara. Ratusan payung berukuran kecil dan dua payung berukuran besar menghiasi Bandara Adi Soemarmo.

Suguhan tarian dan dekorasi bandara yang menyematkan ratusan payung tersebut menandai peluncuran Festival Payung Indonesia 2017 yang akan digelar di Pura Mangkunegaran pada 15-17 September.

Pendiri Mataya Art dan Heritage sekaligus Koordinator Festival Payung Indonesia 2017, Heru Prasetya, mengatakan payung-payung tersebut akan dipasang di bandara hingga 18 September untuk mempromosikan gelaran Festival Payung Indonesia 2017 di Solo. Payung yang dipasang merupakan payung wastra atau payung tradisional berkerangka kayu yang menggunakan kain tradisional sebagai kanopinya.

Kain yang dipakai merupakan kain khas dari Sumatra hingga Sumbawa. Heru memilih Bandara Adi Soemarmo sebagai tempat peluncuran Festival Payung Indonesia sekaligus tempat promosi karena bandara bagaikan titik yang akan mengantarkan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata.

“Selain itu saya berharap bandara memiliki nilai tradisi dengan adanya ini. Sekaligus dapat meningkatkan destinasi wisata di Solo,” kata dia kepada wartawan di Bandara Adi Soemarmo, Sabtu.

Uniknya lagi, peluncuran festival di bandara baru kali ini terjadi di Indonesia. Pameran payung di bandara sekaligus menjadi ucapan selamat datang bagi penumpang yang turun dari pesawat.

Plt. Airport Operation and Services Department Head PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo, I Wayan Ova Arantika, mengatakan acara tersebut merupakan kerja sama antara Dinas Pariwisata Solo dengan PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo. Ke depan mereka juga akan rutin menggelar acara serupa tiap tahun.

“Tujuannya meningkatkan kunjungan wisata ke Solo. Tiga tahun ini kami juga gencar melakukan acara bertemakan wisata di bandara,” kata dia saat dihubungi Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya