Soloraya
Senin, 10 Juni 2013 - 07:46 WIB

FESTIVAL REOG BOYOLALI : Aksi Penari Bikin Penonton Menjerit

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)


Penari kesenian reog tampil dalam Festival Reog Boyolali 2013 di Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Minggu (9/6/2013). (Oriza Vilosa/JIBI/SOLOPOS)

Lima kelompok kesenian, unjuk gigi memerebutkan hadiah, piala bergilir dan piala Bupati Boyolali di Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Minggu (9/6/2013). Di hadapan ribuan penonton, masing-masing kelompok dalam gelaran Festival Reog Boyolali 2013 tersebut menyajikan kreasi garap kesenian reog.

Advertisement

Kesempatan pertama, tampil kelompok Singo Lodro dari Sudimoro, Teras. Kelompok tersebut cukup menggebrak suasana. Penari anak yang dilibatkan saat itu, diuji kekuatannya oleh penari dewasa.

Lecutan pecut beberapa kali memperketat ritme musik pengiring. Pecut itu dilecutkan ke sejumlah bagian tubuh anak itu. Level uji kekuatan ditingkatkan, bagian tubuh anak tersebut disayat-sayat menggunakan pisau. Saat itulah suasana semakin histeris. Penonton dari berbagai kalangan usia berteriak. Ada yang miris, ada pula anak yang menangis tak ketulungan lantaran ketakutan melihat aksi itu.

Tak hanya itu, beberapa penari dewasa pun menusukan benda tajam hingga menembus dua permukaan pipinya. Beberapa orang tua memilih membawa anaknya keluar dari kerumunan mencegah ketakutan anak-anaknya menjadi-jadi.

Advertisement

Beda halnya penyajian kelompok ke dua. Tampil dengan sambutan tepuk tangan meriah setelah penari pembuka penampilan beratraksi salto. Beragam bentuk formasi dipertontonkan kelompok asal Kemiri itu, Kudho Prakoso nama mereka. Meskipun gerimis tebal mulai mewarnai penampilan kelompok dengan pelatih Agus Purwanto itu tak kemudian ditinggalkan penonton. Alih-alih, tepuk tangan kian meriah setelah penari memaksimalkan kebolehannya.

Maklum kreativitas garap, kekompakan, kostum, kreasi tari dan kreasi musik menjadi unsur penilaian dewan juri. Semua peserta menyajikan komponen Dadap Merak dalam pentas. Sebab, hal itu menjadi ketentuan wajib panitia. Ketentuan tersebut yang akhirnya membuat sekitar 15 pendaftar urung tampil dalam festival rangkaian acara peringatan Hari Jadi ke-166 Boyolali itu.

Giliran kelompok ke tiga tampil. Kelompok ini cukup mengukir nama beken, Turangga Seto ya itulah mereka yang beberapa kali meraih predikat juara umum festival keprajuritan tingkat nasional. Kelompok dengan pimpinan Suharmin itu menampilkan dua Dadap Merak. Mereka menyajikan kreasi lain dibanding dua penampil sebelumnya.

Advertisement

“Ya kami pakai narasi, mengenai sejarah reog. Jadi tak sekadar reog sebagai kesenian yang dominan dengan unjuk kekuatan,” ujar Suharmin sebelum mendapingi timnya tampil.

Sekretaris panitia festival itu, Jarot menerangkan terdapat tiga juri untuk menentukan juara. Tiga juri itu antara lain terdiri dari unsur pemerhati dan akademisi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif