FILM BARU : Zaskia Mecca-Hanung Ke Solo, Ini Agenda Acara Mereka

Film baru Hijab segera dirilis. Zaskia Mecca dan Hanung Bramantyo dijadwalkan ke Solo.

Solopos.com, SOLO — Artis Indonesia, Zaskia Adya Mecca dan suaminya, Hanung Bramantyo bakal menyambangi Kota Solo. Kedatangan mereka ke Solo untuk roadshow film terbaru yang disutradarai Hanung berjudul Hijab, di Platinum Cineplex, Hartono Mall, Solo Baru, Jumat (16/1/2015) siang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dalam roadshow tersebut, Zaskia bukan hanya akan menyaksikan film terbarunya bareng penonton di Studio 1 Platinum Cineplex, tapi dia juga akan berbagi pengalaman tentang tutorial berhijab, yang dikemas dalam sebuah talkshow.

Marketing Executive Platinum Cineplex Solo, Danang Prabowo, mengatakan sebelum pemutaran film dan nonton bareng, Zaskia dan Hanung akan membicarakan film Hijab. “Para pengunjung nanti bisa tanya langsung mengenai film ini ke Zaskia dan Hanung. Menariknya, Zaskia juga akan ngobrol tentang perkembangan hijab dan bisnis hijab. Apalagi saat ini dia memang sudah punya brand produk hijab sendiri,” ujar Danang saat ditemui Espos di Platinum Cineplex, Hartono Mall, Solo Baru, Senin (12/1/2015).

Setelah meet and greet dan talkshow, acara akan dilanjutkan dengan nonton bareng. Film Hijab, sambung Danang, mulai rilis pada Kamis (15/1/2015) mendatang. Rilis pertama akan digelar di Jogja dan hari kedua roadshow ke Solo.

Film Hijab mengisahkan tentang empat orang wanita saling bersahabat, yakni Anin, Bia, Tata dan Sari. Dari keempat sahabat itu, hanya Anin yang belum mengenakan hijab dan belum bersuami. Sebelum bersuami, Bia, Tata dan Sari adalah wanita mandiri.

Namun setelah menikah, ketiganya harus dihadapkan pada pilihan hidup yang terbatas.
Suatu hari dalam sebuah arisan, suami Sari nyeletuk dan mengatakan bahwa semua arisan ibu-ibu sebenarnya adalah arisan suami, karena duit yang dipakai untuk arisan adalah duit dari suami.

Tata terusik dengan perkataan suami Sari itu. Dia lalu mengajak Bia dan Anin untuk
menggugat perkataan suami Sari dengan cara kembali menjadi perempuan mandiri seperti saat mereka lajang. Tak disangka, Sari yang semula membela suaminya, menyambut ajakan Tata dengan antusias.

Mereka akhirnya secara diam-diam berbisnis fashion hijab secara online. Bia menjadi desainernya, Sari mengelola keuangan, sedangkan Tata dan Anin menjadi marketingnya.

Dalam waktu tiga bulan, bisnis mereka melonjak tajam seiring dengan tren fashion hijab di Indonesia. Mereka berhasil membuktikan bahwa mereka bukan tipe perempuan “ikut suami”. Bahkan penghasilan mereka setiap bulan melebihi pendapatan suami setiap bulan.

Di sini konflik rumah tangga terjadi karena para suami merasa gengsi lantaran gaji
bulanan mereka tersaingi.