Soloraya
Rabu, 23 Juni 2021 - 20:00 WIB

Fix! Seluruh Wisata di Klaten Tutup, Belum Pasti Kapan Buka Lagi

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjaga objek wisata membersihkan sampah daun di Umbul Jolotundo, Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Rabu (23/6/2021). Seluruh objek wisata dipastikan tutup mulai Rabu menyusul Klaten berada pada zona merah penularan Covid-19. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Klaten memastikan seluruh objek wisata tutup mulai Rabu (23/6/2021). Belum dipastikan hingga kapan penutupan itu berakhir menyusul hingga saat ini Klaten masih berada pada zona merah penularan Covid-19.

Kepastian seluruh objek wisata tutup itu disampaikan Kepala Disparbudpora Klaten, Sri Nugroho, saat ditemui wartawan di pemandian Umbul Jolotundo, Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Rabu (23/6/2021). Di Klaten, ada 64 objek wisata yang tetap buka selama masa pandemi Covid-19.

Advertisement

Baca Juga: Gandeng Halodoc, Pemkot Solo Targetkan Vaksinasi 1.000 Warga per Hari

“Alhamdulillah semua pengelola objek wisata bisa memahami dan secara keseluruhan sudah tutup. Penutupan ini tergantung bagaimana grafiknya kasus Covid-19 di Klaten seperti apa. Ini juga tergantung zonasi, kalau zona hijau bisa menyesuaikan dengan kondisi,” kata Nugroho.

Nugroho menegaskan penutupan itu berlaku untuk seluruh objek wisata termasuk kegiatan usaha di dalamnya. “Termasuk pemancingan, Ketjeh Resto juga dan lain-lain,” jelas dia.

Advertisement

Kawasan Rawa Jombor juga dipastikan ditutup. Selama dua hari terakhir tim gabungan menutup sejumlah akses di kawasan rawa itu menggunakan pembatas jalan water barrier. Akses yang masih dibuka merupakan akses bagi warga sekitar rawa.

Salah satu pengelola pemandian Umbul Jolotundo, Dita Anggi, 32, mengatakan Umbul Jolotundo ditutup mulai Rabu. Namun, dia mengaku ada beberapa pengunjung yang datang pada Rabu pagi untuk melakukan terapi tetap diizinkan masuk. “Mereka hanya 15 menit. Karena datang untuk kepentingan terapi kesehatan,” kata Dita.

Baca Juga: Viral Soto Ayam Murah Cuma Rp2 Ribu di Boyolali, Porsinya Imut-imut

Advertisement

Dita mengaku sedih dengan ditutupnya kembali objek wisata. Dia menjelaskan Pemandian Jolotundo selama ini dikenal sebagai tempat terapi kesehatan dan tempat latihan atlet renang selain pengunjung umum. Jumlah pengunjung per akhir pekan sekitar 100-150 orang.

“Saya sedihnya itu itu mereka yang melakukan terapi kesehatan seperti saraf kejepit. Rata-rata datang untuk terapi karena saran dari dokter dan sudah banyak yang terbukti bisa sembuh. Kegiatannya ya hanya berendam di umbul dan berjalan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif