SOLOPOS.COM - Logo FKUB Jateng (Facebook @FKUB Jateng)

Solopos.com, SUKOHARJO  Jelang kontestasi politik yakni penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menekankan agama harus menjadi landasan etik bukan pemantik polarisasi umat.

Ketua Umum FKUB Jawa Tengah, K.H. Taslim Syahlan mengatakan saat ini sudah memasuki tahun politik sehingga ekskalasi politik mulai memanas. Dia meminta tokoh agama dan seluruh masyarakat memiliki komitmen untuk mengadakan kontestasi politik yang damai.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kalau nilai agama menjadi landasan etik itu yes, tetapi jika menjadi pemantik untuk mempengaruhi pihak lain bahkan mempersekusi agama atau keyakinan lain itu yang harus dihindari. Itu menjadi komitmen kawan FKUB se-Soloraya,” terang Taslim saat dijumpai di Pendapa Graha Satya Praja, Sukoharjo, Rabu (14/12/2022).

Dia mengatakan FKUB saat ini sedang berusaha menjaga agar politik identitas tidak menguat lalu menjadikan agama menjadi komoditas politik praktis. Sebab, jika hal itu terjadi maka nantinya umat beragama justru akan rentan mengalami perpecahan akibat politik identitas.

Dia berpesan tokoh agama harus mengambil posisi netral selama kontestasi berlangsung. “Maka semua tokoh agama harus berposisi netral dan menjadi perekat di antara pilihan-pilihan politik yang sangat berbeda. Tidak boleh lagi ke depan ada politisasi agama dan nilai agama menjadi komoditas politik,” jelas Taslim.

Baca Juga: 1,8 Juta WNI di Luar Negeri Terdaftar dalam Pemilih Pemilu 2024

Taslim juga meminta tokoh agama tak menjadi penyekat melainkan perekat antarumat. Dia juga memberi pesan agar keberlangsungan perayaan Natal oleh umat Kristiani turut dijaga seluruh masyarakat agar tidak ada aksi intoleransi yang terjadi.

“Lebih khusus dengan tokoh yang sudah berkumpul hari ini, ini merupakan salah satu wujud komitmen dari para tokoh agama yang tidak lagi menjadi penyekat tetapi menjadi perekat antarumat. Nanti kawan-kawan kami yang merayakan natal boleh kami ikut mendukung dan menjaga jangan sampai ada insiden yang mengarah kepada intoleran,” ungkap Taslim.

Ketua FKUB Sukoharjo, Zainul Abas, mengatakan pertemuan rapat koordinasi FKUB se-Soloraya difokuskan pada topik penguatan konsep dan implementasi desa sadar kerukunan di Soloraya. Zainul menuturkan hal itu perlu dilakukan dalam rangka membangun kerukunan, toleransi dan mencegah radikalisme.

Baca Juga: Pesan Megawati ke Kader: Setelah Berkuasa Jangan Korupsi!

FKUB perlu membangun kesadaran kerukunan sampai di tingkat desa dan masyarakat terutama di Sukoharjo. “Secara kewilayahan desa, perlu dimunculkan [kesadaran kerukunan umat beragama]. Sesungguhnya di Soloraya masyarakatnya toleran dan rukun termasuk di Sukoharjo. Desa sadar kerukunan ini nanti akan kami lakukan secara bertahap mulai dari kecil sampai membesar dan melebar,” terang Zainul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya