SOLOPOS.COM - Ketua FKUB Solo Mashuri. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Situasi politik nasional yang mulai menghangat seiring manuver yang dilakukan para pelakunya, menarik perhatian Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Solo, Mashuri, Kamis (27/7/2023).

Saat diwawancara Solopos.com, dia mengingatkan agar kontestasi dan kompetisi yang dilakukan tidak sampai memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut dia Pemilu 2019 menjadi pelajaran penting semua pihak.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Ketika cara-cara lama masih diterapkan, seperti negatif campaign dan black campaign, ini lah yang memunculkan perpecahan. Harusnya positif campaigne, calon dan tim ada imbuan agar tak saling menyerang,” ujar dia.

Mashuri yang juga Ketua PCNU Solo mengamini pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam acara Harlah ke-25 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Stadion Manahan Solo.

“Imbauan saya, ini kan proses lima tahunan yang dilabeli pesta demokrasi. Seharusnya disambut dengan gembira. Soal perbedaan pilihan, pandangan politik, biasa. Harus menjaga persatuan dan kesatuan,” seru dia.

Mashuri mengingatkan Indonesia merupakan negara yang sangat bagus dengan banyaknya agama, budaya, dan suku, yang ada. Jangan sampai kerukunan, persatuan dan kesatuan yang terjalin malah tercerai berai.

“Jangan sampai karena berbeda jadi tercerai berai. Indonesia ini negara yang sangat bagus dengan multiple agama, budaya, suku, selama ini hidup rukun. Jangan sampai karena event lima tahunan, cerai berai,” urai dia.

Mashuri menegaskan Pemilu 2019 cukup menjadi pelajaran berharga bagi setiap elemen bangsa. Jangan karena hanya perbedaan pilihan politik merusak hubungan suami istri, saudara, hingga hubungan tetangga.

“Suami istri cerai, tetangga telanjur pindah rumah. Ini yang harus dipelajari, study kasus. Ke depan harus lebih dewasa dalam sikapi perbedan. Gunakan payung agama, payung kecerdasan intelektual,” pesan Mashuri.

Menurut dia, untuk bersikap dewasa dalam menyikapi perbedaan bisa dimulai dari diri sendiri. Kongkretnya dengan tidak membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya kepada orang lain melalui medsos.

“Kalau ada informasi yang mendiskreditikan harus klarifikasi atau cari data kebenarannya dulu. Secara agama tabayun dulu, jangan langsung di-share. Termasuk kalau ada informasi fitnah jangan dibagikan,” seru dia.

Mashuri juga mengingatkan agar para pelaku politik tidak berkampanye di tempat ibadah. “Gunakan tempat ibadah sebagaimana fungsnya. Jangan dijadikan ajang politik. Harus ditertibkan aparat dan Bawaslu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya