Soloraya
Senin, 2 November 2020 - 17:40 WIB

Flu Babi Afrika Tidak Menular ke Manusia, Tapi...

Wahyu Prakoso  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu peternakan babi di Karanganyar. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, SOLO – Tingkat fatalitas penyakit Flu Babi Afrika atau virus African Swine Fever (ASF) lebih dari 80 persen. Meski demikian, penyakit ini tidak menular ke manusia.

Medik Veteriner UPT RPH Dispertan KPP Kota Solo, Ardiet Firmansyah, mengatakan penularan ASF terjadi antar hewan dan bukan antara hewan ke manusia. Namun, daging babi terpapar ASF yang dikonsumsi manusia dikhawatirkan menimbulkan mutasi gen dalam tubuh manusia.

Advertisement

“Virus bisa bertahan pada daging setelah proses pemanasan [masak]. Secara fisiologi [antara babi dan manusia] hampir sama. Kalau sampai terjadi mutasi kemungkinan bisa menimbulkan penyakit baru. Tapi belum ada kasus sampai sekarang,” kata Ardiet Firmansyah kepada Solopos.com, Senin (2/11/2020).

Angka Kematian Pasien Covid-19 di Sukoharjo Masih Tinggi, 4 Kecamatan Ini Tertinggi!

Dia menjelaskan, tingkat fatalitas penyakit Flu Babi Afrika ini sekitar 80 persen. Jadi babi yang terpapar virus setelah masa inkubasi tujuh sampai 14 hari akan mati.

Advertisement

Sampai saat ini belum tersedia obat dan vaksin untuk mengatasi penyakit ini. Sehinga pencegahan penularan dengan menerapkan biosekuriti serta tidak memberikan makanan sisa kepada babi.

“Biosekuriti memastikan lalu lintas ke kandang babi dengan kondisi steril. Ini merupakan standar peternakan. Balai veteriner tidak berkenan memberikan makanan sisa ke babi,” paparnya.

Dihantui Mimpi Buruk, Pria di Jepara Nekat Terjun ke Sumur

Advertisement

Menurut Ardiet, ciri fisik babi yang terpapar ASF, antara lain kondisi perut, paha, dan kuping muncul bintik-bintik, dan suhu tubuh meningkat yang ditandai babi kejang. Rumah Potong Hewan (RPH) mendapati 10 babi yang terpapar ASF sejak sekitar akhir Agustus/awal September.

“Kami menemukan babi dari Karanganyar. Informasinya virus dari Jogja sampai akhirnya meninggalkan virus ke kandang-kandang babi peternak,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif