Soloraya
Rabu, 24 Februari 2016 - 09:40 WIB

FLU BURUNG BOYOLALI : Cegah Penyebaran AI, Unggas di Sambi Divaksinasi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Puskeswan memberikan vaksin ke unggas milik warga di Dukuh Mladri, Desa Tempursari, Sambi, Boyolali, Senin (22/2/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Flu burung Boyolali dicegah penyebarannya dengan melakukan vaksinasi terhadap unggas.

Solopos.com, BOYOLALI – Puluhan unggas milik warga Dukuh Mladri, Desa Tempursari, Sambi, Boyolali divaksinasi untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung atau avian influence (AI).

Advertisement

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Hewan (Puskeswan) Banyudono Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Karmidi, mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Boyolali membuat hewan ternak unggas mudah terkena penyakit. Penyakit hewan unggas yang patut diwaspadai adalah flu burung.

“Hewan unggas sangat rentan terkena penyakit sehingga harus diwaspadai agar flu burung tidak sampai menyerang,” ujar Karmidi saat ditemui wartawan di rumah salah satu warga, Senin (22/2/2016).

Advertisement

“Hewan unggas sangat rentan terkena penyakit sehingga harus diwaspadai agar flu burung tidak sampai menyerang,” ujar Karmidi saat ditemui wartawan di rumah salah satu warga, Senin (22/2/2016).

Karmidi mengatakan selain flu burung masyarakat yang memiliki unggas harus mewaspadai penyakit tetelo atau newcastle disease virus (ND). Penyakit tersebut sangat berbahaya dan mematikan seperti virus flu burung.

“Kami memberikan vaksin puluhan unggas milik warga yang diternak warga secara mandiri di rumah. Vaksin yang diberikan ada dua jenis yakni flu burung dan tetelo,” kata dia.

Advertisement

Tahun ini ada anggaran dari APBD 2016 untuk vaksin sebanyak 6.000 ekor hewan unggas di empat desa yakni Tempursari, Jatisari, Tawengan, dan Catur yang semuanya dari Kecamatan Sambi. “Populasi hewan unggas yang diternak warga di empat desa tersebut sebanyak 2.000 ekor,” kata dia.

Ia menjelaskan wilayah tugas UPTD Puskeswan Banyudono ada empat kecamatan yakni Banyudono, Sawit, Simo, dan Ngemplak. Jumlah populasi hewan unggas di empat kecamatan tersebut sebanyak 50.000 ekor.

“Kami tidak memberikan vaksin pada peternakan komersil karena biasanya peternakan komersil sudah punya anggaran sendiri untuk vaksin,” kata dia.

Advertisement

Ia mengakui unggas yang diternak di rumah justru rawan terkena penyakit seperti flu burung atau tetelo karena kurang mendapatkan perhatian oleh pemiliknya. Vaksin hewan unggas, kata dia, sebelumnya sudah pernah diberikan kepada puluhan unggas milik peternak di Desa Sindon, Ngemplak.

“Kami juga memberikan desinfektan kepada peternak untuk penyemprotan kandang. Pemberian desinfektan ke warga atas permintaan peternak,” ujar dia.

Sementara itu, salah seorang warga Samiran, mengatakan kondisi unggas pada musim hujan rawan terserang penyakit . Sebanyak 20 unggas miliknya pernah terserang flu tetapi ketika diberikan obat sudah sembuh

Advertisement

“Kami khawatir cuaca seperti sekarang rawan terjadi penularan virus flu burung. Kami sudah punya desinfektan untuk mencegahnya,” kata Samiran.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif