SOLOPOS.COM - Petugas memusnahkan unggas yang terjangkit avian influenza di Pengkol, Nguter. Dinas Pertanian Sukoharjo kala itu melakukan pemantauan ketat untuk mencegah berjangkitnya kembali flu unggas itu. (Solopos.com-Dok)

FLU BURUNG -- Petugas memusnahkan unggas yang terjangkit avian influenza di Pengkol, Nguter, beberapa waktu lalu. Saat ini Dinas Pertanian Sukoharjo melakukan pemantauan ketat untuk mengantisipasi berjangkitnya kembali flu unggas itu. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SUKOHARJO – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo meningkatkan kewaspadaan terkait kemungkinan merebaknya wabah flu burung atau avian influenza (AI) selama musim hujan. Hal itu dilakukan dengan menggiatkan sosialisasi dan pengawasan di 12 kecamatan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Dispertan Kabupaten Sukoharjo, Ir Giyarti, menegaskan langkah tersebut sebagai upaya antisipasi mengingat kerawanan AI yang meningkat selama berlangsungnya musim penghujan. Dia juga menyatakan kewaspadaan itu mengingat status Kota Makmur sebagai wilayah endemis.

“Memang di Jateng kan secara umum termasuk endemis (AI). Karena itu kita tidak mau lengah dan saat ini sudah ada tim yang bergerak ke daerah-daerah dalam rangka mengantisipasi berbagai kemungkinan terkait penyebaran penyakit AI,” tegasnya kepada Espos di Sukoharjo, Minggu (5/2/2012).

Ia mengatakan selain pengawasan, tim mulai aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat di semua wilayah kecamatan. Hal serupa menurut Giyarti dilaksanakan secara berulang-ulang setiap tahun agar masyarakat semakin memahami penyakit AI serta cara-cara penanganan dan penangulangan.

“Memasuki tahun 2012 sejauh ini belum ada laporan, tetapi kita tetap waspada. Nanti sewaktu-waktu perlu dilakukan penyemprotan semua sudah siap, termasuk desinfektan juga disediakan,” tandasnya.

Disinggung mengenai adanya kerawanan lebih besar di daerah-daerah perbatasan, Ia menyatakan secara umum risiko dan upaya kewaspadaan di 12 kecamatan tidak banyak berbeda. Disampaikan pula, wabah AI terutama cepat menyebar melalui unggas yang pemeliharaannya dengan diliarkan.

Terpisah Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian Kecamatan Mojolaban, Slamet SP, menyebutkan petugas peternakan di wilayahnya aktif ke desa-desa untuk upaya pemantauan. Hal itu agar ketika muncul kasus segera diketahui dan dapat dilakukan penanganan secara cepat. “Di Mojolaban ada dua petugas dari Bidang Peternakan. Selama ini keduanya juga sering turun ke daerah. Apalagi ketika ada laporan kasus, memang harus secepat mungkin,” jelasnya.

Slamet menambahkan di tingkat kecamatan, UPTD menggelar koordinasi secara rutin setiap hari Senin. Selain membahas mengenai penyakit ternak seperti AI dan antraks, petugas ditekankan agar memantau organisme pengganggu tanaman dan berbagai masalah lain terkait.

JIBI/SOLOPOS/Triyono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya