SOLOPOS.COM - Warga Ngringo berunjuk rasa di depan jalan masuk kampung mereka untuk memrotes pengalihan lalu lintas terkait pembangunan jalan layang (fly over) di perlintasan KA Palur, Rabu (29/8/2012). Pengalihan lalu lintas itu berdampak pada banyaknya kendaraan besar yang mencari jalan pintas dengan masuk ke jalan-jalan kampung. (JIBI/SOLOPOS/Bony Eko Wicaksono)

Warga Ngringo berunjuk rasa di depan jalan masuk kampung mereka untuk memrotes pengalihan lalu lintas terkait pembangunan jalan layang (fly over) di perlintasan KA Palur, Rabu (29/8/2012). Pengalihan lalu lintas itu berdampak pada banyaknya kendaraan besar yang mencari jalan pintas dengan masuk ke jalan-jalan kampung. (JIBI/SOLOPOS/Bony Eko Wicaksono)

KARANGANYAR – Warga Desa Ngringo, Jaten memblokir jalan kampung yang melewati permukiman penduduk di sekitar perlintasan Kereta Api (KA) Palur. Pasalnya, kendaraan besar seperti bus dan truk nekat melewati jalan kampung sejak pengalihan arus lalu lintas pembangunan jembatan layang atau fly over.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Seluruh Ketua RT dan RW se-Desa Ngringo melakukan pertemuan dengan unsur Muspika Jaten di Balai Desa Ngringo, Rabu (29/8/2012). Mereka meminta agar kendaraan besar dilarang melewati jalan kampung selama pengerjaan pembangunan fly over. Para warga juga memblokir pintu masuk jalan kampung dengan kayu agar tidak dilewati kendaraan besar.

Kepala Dusun Ngringo, Subagyo, mengatakan dia menerima banyak pengaduan dari warga terkait makin banyaknya kendaraan besar melewati jalan kampung. Para warga merasa kenyamanannya terganggu. Apalagi, bus-bus tersebut melewati jalan kampung pada sore atau malam hari. “Saya mendapatkan banyak komplain dari warga setelah ada pengalihan arus lalu lintas tersebut,” katanya Rabu siang.

Pihaknya telah mempertanyakan pengalihan arus lalu lintas itu ke instansi terkait namun belum ditanggapi secara jelas. Maka dari itu, warga meminta agar instansi terkait mengkaji ulang pengalihan arus lalu lintas selama pengerjaan pembangunan fly over. Tak hanya itu, dia juga mempertanyakan tentang dampak lingkungan yang dirasakan warga Ngringo ketika terjadi pengalihan arus lalu lintas. Mayoritas warga merasa kenyamanan hidupnya terganggu karena suara bising dari kendaraan bermotor. “Warga merasa tidak nyaman karena banyaknya kendaraan besar yang lewat jalan kampung. Pada prinsipnya kami mendukung pembangunan fly over untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas,” ujarnya.

Camat Jaten, Bachtiar, menyayangkan sikap pemerintah pusat yang tidak menyosialisasikan pembangunan fly over terlebih dahulu. Warga yang berdomisili di sekitar perlintasan KA Palur kaget ketika pengerjaan pemasangan tiang pancang fly over dimulai. Pihaknya bakal memperjuangkan aspirasi warga Ngringo agar pengalihan arus lalu lintas tidak berdampak pada aktivitas sehari-hari. Dia akan mengupayakan untuk berkomunikasi dengan beberapa instansi terkait untuk mencari solusi permasalahan tersebut. “Terus terang, kami menyayangkan mengapa Pemerintah Pusat tidak mensosialisasikan pembangunan fly over terlebih dahulu,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Jaten, AKP Suryanto, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Nazirwan Adji Wibowo, menambahkan akan berkoordinasi dengan Satlantas Polres Karanganyar untuk mencari solusinya. Sebenarnya kendaraan besar dari Solo diwajibkan melewati Terminal Palur dan dilarang melewati jalan kampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya