SOLOPOS.COM - Pertigaan Palur (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Pertigaan Palur (Dok/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR-Pembangunan fly over di Simpang Tiga Palur di perbatasan Kecamatan Jaten, Karanganyar dan Mojolaban, Sukoharjo masih menyisakan pro dan kontra di antara sejumlah warga setempat. Sikap bertolak belakang itu terutama dialami mereka yang membuka usaha di tepi jalan raya sekitar Simpang Tiga Palur.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Besar kemungkinan kontrakan saya ini tidak akan saya perpanjang lagi. Saya akan pindah, karena di depan toko saya ini nanti jika fly over dibangun merupakan kaki. Jadi muka toko saya jelas akan tertutup kaki fly over,” papar salah satu pedagang di sebelah timur perlintasan kereta api Palur, Herman, 59, ketika ditemui di tokonya, Kamis 10/1.

Dia mengaku tak tahu kenapa pembangunan fly over yang beberapa waktu lalu telah dimulai dengan memendam tiang pancang, kini berhenti total. Namun dia memperkirakan hal itu terjadi karena dana pembangunan yang dulu tersedia, sekarang sudah habis sehingga harus menunggu anggaran berikutnya.

Herman mengatakan pembangunan fly over dimaksudkan untuk mengurai kemacetan di kawasan tesebut. Namun di satu sisi solusi tersebut dinilai membawa konsekuensi logis yang tak mereka inginkan bagi beberapa warga yang rumahnya di dekat lokasi.

Secara terpisah salah seorang warga lainnya Subagiyo, 50, juga mengaku tak tahu kenapa pembangunan fly over hingga kemarin belum ada tanda-tanda akan dilanjutkan. Padahal, kata dia, sejumlah tiang pancang sudah dipasang di beberapa titik di jalan raya Palur-Tawangmangu itu.

“Bagi saya karena tidak akan mengganggu aktivitas saya, tentu bagi saya tidak masalah. Sebab jarak rumah saya dengan tiang pancang fly over yang dipasang beberapa waktu lalu masih cukup jauh. Karena itu kalau pun pembangunan fly over diteruskan bagi kami tidak masalah,” kata dia yang membuka usaha toko onderdil di tepi jalan raya tersebut.

Dia menjelaskan jika pembangunan fly over direalisasi diharapkan akan mampu mengurangi kepadatan arus lalu lintas di Palur. Sebab beberapa bulan terakhir ini arus lalu lintas di Pertigaan Palur dinilai cukup padat.

Terutama, papar dia, kepadatan terlihat pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB-16.30 WIB. Biasanya kendaraan yang dari barat [Solo] hendak menuju ke timur [Sragen, Surabaya, Tawangmangu dan sebagainya] harus antre berderet sepanjang kira-kira satu kilometer dari Pertigaan Bangjo Botol ke barat.

Salah seorag warga Ngringo, Jaten, Karanganyar lainnya, Wahyu, 32, juga mengaku tak tahu kenapa pembangunan fly over berhenti. Dia berharap pembangunan segera dilanjutkan sehingga jika fly over jadi, diharapkan akan mengurai kemacetan di Pertigaan Palur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya